Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin
Imej tangkapan skrin

Perihal apl ini

Pengawasan Badan POM dalam rangka melindungi masyarakat dituangkan dalam sistem pengawasan full spectrum mulai dari pre-market hingga post-market control. Salah satu bentuk pengawasan post-market yang dilakukan Badan POM meliputi Monitoring Efek Samping Obat Tradisional (OT) dan Suplemen Kesehatan (SK) sebagai bagian dari Farmakovigilans di bidang OT dan SK.
Monitoring efek samping OT dan SK dilakukan dengan menghimpun laporan efek samping OT dan SK dari berbagai sumber (pelaku usaha, tenaga kesehatan dan masyarakat), yang kemudian dikelola menjadi data laporan efek samping OT dan SK. Laporan efek samping tersebut kemudian akan dilakukan pembahasan dan evaluasi untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan pengawasan produk OT dan SK
OT dan SK merupakan komoditi yang mudah diperoleh, digunakan secara luas dan umumnya digunakan dalam jangka panjang oleh masyarakat. Oleh karena itu, pemantauan efek samping komoditi ini sangat diperlukan, sehingga masyarakat akan terhindar dari produk yang berpotensi bahaya. Namun demikian, informasi mengenai efek samping/efek yang tidak diinginkan dari penggunaan produk OT dan SK yang dilaporkan ke Badan POM masih sangat minim. Minimnya laporan efek samping yang diterima dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya melaporkan efek samping yang rendah, serta sistem pelaporan efek samping OT dan SK yang belum memadai untuk memberikan akses kemudahan bagi pelapor.
Badan POM telah memiliki sistem pelaporan efek samping OT dan SK secara elektronik melalui aplikasi e-Reporting Efek Samping OT dan SK berbasis web. Namun demikian, seiring dengan perkembangan teknologi, perlu dilakukan pengembangan aplikasi mengikuti teknologi terbaru guna memperluas jangkauan pengguna serta meningkatkan kemudahan dalam pelaporan efek samping OT dan SK melalui pembuatan aplikasi e-Monitoring Efek Samping Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan (e-MESOT) berbasis Android yang memiliki keunggulan dalam hal kepraktisan, fleksibilitas fitur aplikasi serta popularitas di masyarakat Indonesia. Keunggulan-keunggulan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mempercepat akses pelaporan dan tindak lanjut efek samping OT dan SK dalam rangka memperkuat perlindungan masyarakat.
Dengan adanya aplikasi mobile ini, lebih memudahkan pelaku usaha, tenaga kesehatan dan masyarakat dalam melaporkan efek samping OT dan SK. Dalam melaporkan efek sampibg, pengguna dapat melaporkan efek samping untuk dirinya sendiri atau orang lain. Hal-hal yang perlu dilaporkan meliputi:
a. identitas pengguna
b. informasi produk dan penggunaan
c. deskripsi efek samping
d. foto produk dan data laboratorium (jika ada).
Dikemas kini pada
16 Jan 2023

Keselamatan data

Keselamatan bermula dengan memahami cara pembangun mengumpul dan berkongsi data anda. Amalan privasi dan keselamatan data mungkin berbeza-beza berdasarkan penggunaan, rantau dan umur anda. Pembangun memberikan maklumat ini dan mungkin mengemaskinikan maklumat dari semasa ke semasa.
Tiada data dikongsi dengan pihak ketiga
Ketahui lebih lanjut tentang cara pembangun mengisytiharkan perkongsian
Tiada data dikumpulkan
Ketahui lebih lanjut tentang cara pembangun mengisytiharkan pengumpulan
Data disulitkan semasa dalam perjalanan
Data tidak boleh dipadamkan

Perkara baharu

1. Penambahan item detail informasi pengguna, produk, dan efek samping
2. Penambahan menu laporan efek samping obat kuasi
3. Penambahan menu laporan industri

Sokongan apl

Nombor telefon
+62214244691
Perihal pembangun
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Jl. Percetakan Negara No.23, RT.23/RW.7, Johar Baru, Kec. Johar Baru, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10560 Jakarta DKI Jakarta 10560 Indonesia
+62 811-1666-618

Lagi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia