Deskripsi Buku

Jangan Marahi Aku Saat Aku Bingung

Cara Membantu Anak Mengungkap Emosi Tanpa Teriakan

Karya Guinzy

Setiap anak pernah merasa bingung, kewalahan, atau meledak dalam tantrum. Namun, sering kali mereka tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya dengan kata-kata. Alih-alih mendapat dukungan, banyak anak justru menerima teriakan, label negatif, atau respon yang salah dari orang tua. Akibatnya, mereka belajar menyimpan perasaan, bukan mengelolanya.

Buku “Jangan Marahi Aku Saat Aku Bingung” hadir sebagai panduan hangat untuk membantu orang tua memahami dunia emosi anak, khususnya di usia 3–10 tahun. Dengan bahasa sederhana, contoh nyata, dan pendekatan empatik, Guinzy mengajak kita melihat ulang cara berkomunikasi dalam keluarga—agar setiap bingung, tangis, atau tantrum anak tidak dibalas dengan marah, tetapi dengan pelukan, validasi, dan bimbingan.

Di dalam buku ini, Anda akan menemukan:

- Penjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi ketika anak bingung atau tantrum, serta mengapa mereka tidak bisa -

menjelaskannya secara logis.

- Cara membaca sinyal emosi anak melalui bahasa tubuh, kata sederhana, hingga diam yang penuh makna.

- Teknik komunikasi empatik—dari mendengarkan tanpa menyela, validasi sederhana, hingga pertanyaan terbuka yang

membangun kepercayaan.

- Strategi praktis menenangkan anak: pernapasan bersama, ritual “tenang 5 menit”, menggambar, hingga musik dan gerakan

tubuh.

- Panduan menghadapi overload sensorik di rumah, sekolah, atau tempat umum, serta bagaimana menciptakan zona aman bagi

anak.

- Pendekatan disiplin tanpa teriakan—dengan konsekuensi logis, aturan konsisten, dan penghargaan yang tulus.

- Peran ayah dan ibu yang seimbang, serta bagaimana komunikasi keluarga besar, guru, dan lingkungan turut membentuk emosi -

anak.

- Refleksi bagi orang tua: pentingnya mengakui emosi diri, menjaga self-care, meminta bantuan, dan berani belajar bersama anak.

Dengan 15 bab lengkap, buku ini bukan hanya teori, tetapi panduan praktis yang bisa langsung diterapkan sehari-hari. Setiap halaman ditulis untuk menguatkan orang tua bahwa kita tidak harus sempurna—kita hanya perlu hadir dengan empati, mendengarkan dengan hati, dan berani mengganti teriakan dengan pelukan.

Buku ini cocok untuk:

- Orang tua dengan anak usia 3–10 tahun yang sering bingung menghadapi tantrum atau emosi berlebih.

- Keluarga yang ingin membangun komunikasi sehat tanpa teriakan.

- Guru, pendidik, atau pendamping anak yang ingin lebih memahami dinamika emosi anak di sekolah.

“Jangan Marahi Aku Saat Aku Bingung” adalah ajakan untuk berhenti sejenak, memahami lebih dalam, dan tumbuh bersama anak. Karena pada akhirnya, anak tidak akan mengingat kata-kata keras yang pernah kita ucapkan—tetapi mereka akan selalu mengingat bagaimana kita membuat mereka merasa: aman, dihargai, dan dicintai.