SEKACIP PINANG

Pilihan Puisi ini khusus merangkum karya terseleksi dalam kesatuan tema yang mengangkat lingkungan hidup dan khazanah kultur khas suku Dayak di Kalimantan. Manusia tidak pernah lepas dari alam dalam kehidupannya, puisi yang berangkat dari pengalaman maupun penghayatan secara impresif tentang interaksi antar sesama makhluk (alam dengan segala isinya) hingga kepada Yang Maha Pencipta.

Pilihan Puisi yang terhimpun merupakan karya yang telah melalui nasibnya masing-masing. sebagian besar pernah terbit di berbagai media (koran, majalah, internet), terangkum dalam seleksi antologi bersama, sampai memenangi kejuaraan lomba dari tingkat lokal hingga nasional dan sebagian kecilnya yang khusus dipersiapkan untuk pilihan puisi ini.

Meski dalam kesatuan tematik, Pilihan Puisi ini diklasifikasikan berdasarkan tiga fragmen yaitu Diyang (humanis: hubungan manusia antara sesama makhluk hidup dunia dan seisinya), Wasiat Akhir Tanah Hulu (environment: lingkungan maupun alam sekitar, adat tradisi yang masih teguh dianut dan dilestarikan dalam kepercayaannya), Sang Hyang Nining Diwata (spiritualitas: Sang Raja Kuasa atau Sang Pencipta dalam kepercayaan suku Dayak Meratus).

Diyang adalah sebutan bagi perempuan suku Dayak (Bukit Meratus) dari rahimnya akan terus lahir generasi baru yang meneruskan perjuangan kemanusiaan dan lingkungannya. Diyang merupakan perjuangan seorang penyair melalui senjata kata-kata (puisi) sebagai tugas kemanusiaan menjaga dan melindungi alam yang diwariskan leluhur kepada anak cicitnya di masa depan. Diyang ditulis, disuarakan, dan dipersembahkan kepada kalian semualah, para pecinta dan pemerhati karya, sesama, dan alam.

Sebagaimana manusia, Pilihan Puisi Diyang tidak pernah dapat sempurna maka dengan kerendahan hati memohon maaf atas kekurangannya dan dengan segenap penghargaan setinggi-tingginya kepada semua atas berlimpahnya dukungan dan kritikan dalam proses kepenyairan saya maupun Pilihan Puisi ini. Terima kasih.

Kalimantan Selatan, 2022

Rezqie M. A. Atmanegara