Kenapa dulu ikut-ikutan
Jadi penyair. Masuk ke dalam hutan
Mengembara ke gurun-gurun tak dikenal
Tak habis pikir
Kenapa mesti berjuang habis-habisan
Demi kepenyairan. Melompat ke atas mimbar
Meninju udara sambil berkoar-koar
Tak habis pikir
Kenapa sampai berani mati
Membela nasib puisi. Berdiri di garis depan
Berdebat sepanjang siang dan malam
Tak habis pikir
Kenapa setiap mencari ilham
Selalu ke kuburan. Semadi berhari-hari
Menanggung segala lapar, dengki dan sepi