ANTOLOGI PUISI Pasie Karam: Temu Penyair Nusantara pada Pekan Kebudayaan Aceh Barat 2016

· Acehprinter Meulaboh
Ebook
460
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Penerbitan Antologi Puisi Pasie Karam berpijak pada hal di atas. Buku ini menghimpun puisi-puisi dari seluruh nusantara. Sambutannya luar biasa. Bahkan penyair dari Malaysia, Singapura dan Rusia juga menyumbangkan puisinya untuk memperkaya buku yang diluncurkan di Meulaboh pada Pekan Kebudayaan Aceh Barat 2016 ini.

Pasie Karam adalah nama Meulaboh lama. Hasil penelitian Katrine Mckee dari Amerika Serikat memperkirakan bahwa kota ini sering dilanda gempa dan tsunami sebesar yang terjadi pada 26Desember 2004. Tercatat selang 600 tahun sekali, bahkan di awal abad XIV ada yang jaraknya hanya lima puluh tahun saja. Pasie Karam sebuah kata indah sekaligus menakutkan serta mengingatkan akan sejarah dan masa depan Kota Meulaboh.

“Boh labu sebalek gunong/Raja Tunong dibeudoh laju/on si on diplah tujoh/geulumbang dibeudoh laju’”

(Buah Labu sebalik gunung/Raja Gunung (Ombak) membesar terus/satu daun dibelah tujuh/ ombak terus membesar.


Ini adalah koor nyanyian mistik yang sering dinyanyikan anakanak Meulaboh untuk memancing gelombang membesar agar mereka bisa berselancar dengan “papan tempat tidur” di laut. Koor itu dinyanyikan dan dihembuskan dari bibir laut untuk menantang arus gelombang yang masih kecil sehingga kurang menantang untuk diajak bergelut, bercanda.

Ayunan gelombang yang kecil itu tidak memikat. Untuk itu ombak yang tenang perlu dipancing kemarahannya dengan mantra mistik yang tak tahu siapa penciptanya. Pada 26 Desember 2004 gelombang menunaikan janjinya untuk meyapa daratan Meulaboh.

Namun buku ini tidak fokus pada tema tsunami. Tema yang diusung umum dan beragam. Walaupun banyak juga mata batin para penyair baik dari Aceh, Indonesia serta luar negeri masih terpana dengan gempa, tsunami, hingga konflik Aceh. Tema cinta juga menjadi salah satu hal yang cukup asyik untuk mereduksi “penderitaan” yang sedang kita alami dan memaksimalkannya dengan tema agama untuk mempermanenkan kebahagian yang sedang kita capai.

About the author

Dr. T. Ahmad Dadek, SH, MH, adalah tokoh terkemuka dari Meulaboh, Aceh, yang lahir pada 29 November 1968. Saat ini (2024), beliau menjabat sebagai Kepala Bappeda Aceh dan Ketua P2K Aceh. Dengan latar belakang pendidikan hukum, beliau meraih gelar Sarjana dari UGM pada tahun 1992 dengan predikat Cum Laude, kemudian menyelesaikan gelar Magister dan Doktor di USK pada tahun 2020, juga dengan predikat Cum Laude. Keahlian beliau mencakup penganggaran berperspektif gender, hukum kebencanaan, serta penyusunan rencana pembangunan daerah dan nasional.


Sepanjang kariernya, Dr. Dadek telah menduduki berbagai posisi penting di Aceh, terutama di bidang pengembangan wilayah dan manajemen bencana. Beberapa jabatan penting yang pernah diembannya antara lain Kepala BPBA, Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Barat, dan sejumlah posisi kepemimpinan terkait pemerintahan lokal.


Selain prestasi profesional, Dr. T. Ahmad Dadek juga aktif dalam berbagai organisasi dan kegiatan budaya. Dia menjabat sebagai Ketua Kagama Aceh dan Ketua Yayasan Masjid Nurul Huda. Kontribusinya dalam bidang sosial terlihat melalui keterlibatannya dalam program-program CSR, serta perannya sebagai fasilitator di berbagai forum, termasuk yang berkaitan dengan penanggulangan bencana dan isu disabilitas. Dedikasinya terhadap pengembangan masyarakat Aceh ditunjukkan melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan kolaborasi dengan lembaga internasional dan lokal, seperti UNICEF, WHO, UNDP, dan lainnya.


Di luar kegiatan profesional dan sosial, Dr. Dadek juga dikenal sebagai penulis produktif. Beliau telah menulis sejumlah buku dan artikel, baik di jurnal nasional maupun internasional, yang berkaitan dengan kebencanaan, sejarah Aceh, serta politik hukum. Selain itu, beliau sering menjadi narasumber dalam berbagai seminar dan pelatihan, terutama yang terkait dengan manajemen bencana dan pengembangan kapasitas di tingkat lokal. Kegemarannya pada bidang musik pun terwujud melalui keterlibatannya dalam produksi beberapa album musik yang menampilkan budaya Aceh.

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.