-> -> bit.ly/andini-citras <- <-
*
Keunggulan Ebook ini:
- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab
- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar
- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
- Bisa ganti jenis font
- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam
----------
Contents
Kegadisanku Hilang karena Dendam—1
*
Sinopsis
Lina mantan ketua voli dan Basket sangat iri melihat keberhasilan Audrey, sang ketua baru, dalam membawa timnya menjadi juara 2 dan juara 3. Kedengkian Lina menjadi-jadi ketika ia dikeluarkan dari tim oleh ketua barunya itu.
Rencana jahat pun disiapkan oleh Lina untuk membalaskan dendam kesumatnya, ia mempersiapkan sesuatu yang akan membuat Audrey bertekuk lutut dan menuruti segala perintahnya
*
Pratinjau
Namaku Audrey, aku ingin menceritakan pengalaman pahit yang sampai sekarang masih menjadi trauma yang sangat hebat bagiku. Pada waktu kejadian ini menimpa diriku aku masih siswi SMU kelas 3 di salah satu SMU negeri di Jakarta barat. Kata teman-temanku, wajahku mirip aktris cantik Hongkong.
Aku lahir di Sumatera dan baru ke Jakarta waktu SMU. Aku tinggal sendirian di Kos di daerah kota waktu itu.
Keluarga masih tinggal di Sumatera. Ayahku mempunyai perkebunan yang cukup besar di sana.
Aku tinggal sendirian di Kos di daerah kota.
Di sekolah aku sangat aktif di kegiatan ekstrakurikuler. Pada tahun pertama aku dipilih menjadi pemain inti tim voli dan basket di sekolahku. Karena prestasiku yang sangat menonjol di dalam tim, guru olahragaku sangat kagum kepadaku.
Aku mengganti Lina yang menjadi kepala tim Voli dan Basket saat itu dan posisi ini diberikan kepadaku. Lina adalah teman sekelasku. Sejak dipegang olehku tim voli dan basket sekolahku menjadi juara 2 tim voli dan juara 3 tim basket di seluruh SMU negeri di Jakarta.
Pada waktu dipegang oleh Lina, prestasi tim voli dan basket sekolah sangatlah buruk. Setelah tim voli dan basket dipegang olehku, Lina aku keluarkan dari tim voli maupun basket karena kulihat dia suka menjadi provokator yang membuat kekompakan tim terganggu. Setelah Lina aku keluarkan dia marah besar padaku dan protes kepada guru olahragaku, tapi karena guru olahragaku takut kehilanganku dari tim maka protes itu tidak digubrisnya. Lina sangat iri dan benci kepadaku. Mulai dari kejadian itu Lina berusaha untuk membalas dendam atas perbuatanku.
Masih kuingat awal kejadiannya dengan jelas. Pada saat itu pelajaran terakhir kelasku adalah pelajaran olahraga. Aku memakai kaos olahraga dan celana olahraga sekolahku yang berwarna abu-abu. Pada waktu aku sedang melakukan latihan voli kulihat Lina memperhatikanku terus, aku berusaha tidak melihatnya. Setelah selesai pelajaran olahraga dan pada waktu itu aku hendak balik menuju ke kelasku, Lina mengikutiku dari belakang dan memanggilku, aku cukup kaget dia memanggilku. Dia menghampiriku dan meminta maaf atas protes yang dia ajukan kepada guru olahragaku. Dia bilang dia turut bangga dengan prestasi tim voli dan basket sekarang ini. Lina lalu menjabat tanganku meminta maaf sekali lagi kepadaku, sebagai tanda penyesalannya dia mau mentraktirku di sebuah café.
Pertama aku menolaknya karena aku tidak mau merepotkannya, tapi dia terus memohon kepadaku. Aku melihat dari raut mukanya dia kelihatannya menyesal lalu aku menerima tawarannya karena merasa tidak enak dengannya. Yang tidak kusadari saat itu, semua itu hanya sandiwara dan jebakannya belaka untuk melaksanakan rencana balas dendamnya terhadapku.
Lina mengajakku di tempat parkir sekolah di mana dia memarkir mobilnya. Kami berdua masuk ke dalam mobil Honda CRV Hitam miliknya. Dalam waktu 20 menit sampailah kami di sebuah ruko baru. Kami berdua turun dari mobil dan masuk ke dalam ruko.
Kami langsung disambut oleh seorang Ibu. Ibu ini mempersilahkan kami masuk ke lantai 2 disana terdapat meja dan kursi yang telah disusun dengan rapi. Ibu itu bilang karena cafenya baru akan buka besok maka hari ini masih sepi dengan pengunjung. Ibu itu menyodorkan menu makanan kepada kami. Kami memesan makanan dan lemon tea.
Setelah 5 menit turun ke lantai dasar ibu naik dengan membawa 2 gelas lemon tea. Lina langsung meneguk habis gelas yang berisi lemon tea tersebut lalu akupun menyusul manghabiskan lemon tea karena sudah kehausan sekali setelah tadi habis berolahraga di sekolah.
Sambil menunggu makanan, kami mengobrol mengenai tim voli dan basket sekolah kami, 20 menit kemudian naiklah ibu itu dengan membawa beberapa piring makanan yang telah kami pesan. Kami berdua mulai menyantap makanan tersebut. Setelah selesai makan aku merasa sedikit aneh denganku, kepalaku terasa agak pusing dan mulai merasakan ngantuk yang luar biasa, penglihatanku agak kabur dan badanku terasa lemas. Setelah itu aku tidak tahu sadar lagi apa yang terjadi berikutnya denganku.
Waktu aku sadar aku berada di suatu ruangan yang sangat panas sekali sepertinya di ruangan sauna, aku masih memakai kaos olahraga abu-abu sekolahku dan rok abu-abu SMU yang sangat basah oleh keringatku. Posisi dalam posisi duduk kaki dan tangan terikat tali dan mulutku disumpal.