-> -> bit.ly/andini-citras <- <-
*
Keunggulan Ebook ini:
- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab
- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar
- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
- Bisa ganti jenis font
- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam
----------
Contents
Anggi berbaju Seksi—3
Ibu Ida yang Cantik—25
Menggoda Ratih Si tukang Pijit—43
Menggoda Ryan Anak Tetangga—67
Pengalaman Tinggal di Keluarga Italy—83
Aku memutuskan untuk beristirahat. Saat baru saja hendak terlelap, aku mendengar suara bel pintu. Aku kemudian bangkit dari tempat tidurku dan menggapai jubah tidur satinku yang berwarna merah muda yang tergantung di balik pintu kamarku. Sambil berjalan ke arah pintu depan, aku memakai jubah tidurku dengan terburu-buru. Hal ini tentu saja menyebabkan pada bagian dada tidak tertutup dengan rapi. Langkah-langkah kakiku menyebabkan celana dalamku terlihat dari belahan jubah tidurku yang panjangnya hanya sepaha. Aku tidak perduli, aku hanya berpikir siapa yang datang. Saat aku membuka pintu, aku melihat seorang anak laki-laki berumur 14 tahun. Dia adalah anak dari tetangga di depan rumahku. Ditangannya dia membawa sebuah kotak. Pertama-tama sepertinya dia terkejut melihat penampilanku sebab dia bisa melihat sebagian bra yang tidak tertutup oleh jubah tidurku. “Ryan, ada apa, sayang? ” tanyaku. Dengan agak gelalapan dia menjawabku, “Anu Tante, ini ada titipan dari Mama.. “Apa ini? “, tanyaku. Sambil menyodorkan kotak yang dibawanya, dia berkata, “Cuma kue saja. “Aku kemudian mengambil kotak itu dari tangannya dan mempersilahkan dia masuk. “Mama kemana? ”, tanyaku. “Keluar sama papa. Mungkin agak malam baru pulang, soalnya mau ngurusi pesta “Pesta apa? “Perayaan ulang tahun perkawinan yang ke 25 “Oh begitu.. “Aku kemudian mempersilahkan dia duduk di kursi ruang keluargaku. Aku kemudian mengambil air dari dapur dan membawanya keluar. “Ini silahkan di minum.. “Terima kasih, Tante.. “Aku tersenyum kecil, sebab sewaktu aku menaruh air tadi ke meja, aku melihat kalau matanya melirik ke dalam jubah tidurku. Diam-diam aku berencana untuk menggoda anak ini. Aku kemudian duduk di sebelahnya. Sejenak kemudian, anak itu aku ajak berbincang-bincang. Sebetulnya anak itu duduknya tidak tenang, tetapi aku pura-pura tidak memperhatikannya, sampai suatu ketika dia berkata...