-> -> bit.ly/andini-citras <- <-
*
Keunggulan Ebook ini:
- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab
- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar
- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
- Bisa ganti jenis font
- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam
----------
Contents
Lia, Gadis Keturunan yang Seksi—1
Pengalaman Pertamaku dengan Mbak Dina—35
Pengalaman Memijat Tante Elis—55
Pengalamanku dengan Tante Yeni, Janda Cantik—77
Pengalaman Memijat Tante Elis
Terus terang, semuanya terjadi secara tidak sengaja. Pada waktu itu aku membeli buku tentang indera ke-enam atau “bawah sadar”, tadinya sekedar iseng waktu berada di suatu toko buku. Inti buku itu mengajarkan begini. Kalau kita menginginkan sesuatu maka kita harus mencoba menvisualisasikannya.. Suatu saat apa yang kita visualisasikan itu akan terjadi, akan terlaksana. Mimpi? Bukan. Sebab untuk mencapai indera ke-enam seseorang justru tidak boleh tertidur, tetapi perlu menurunkan gelombang listrik di-otaknya dari gelombang beta menjadi alfa. Caranya? Gampang sekali.. Kita cukup memejamkan mata, membayangkan menuruni tangga spiral dengan minimal 10 gigi. Saat anda membayangkan ini, gelombang listrik di otak anda akan menurun frekuensinga dari 13 cycle atau lebih perdetik, menjadi 8-13 cycle per detik. Kelihatannya mudah tetapi butuh latihan, jadinya ya sukar.. He. He.. Nah di saat itulah kita memasuki bawah sadar (unconsciousness)
Apa keinginnan saya? Lha ini yang kurang ajar. Aku ingin nangkring di tubuh Tante Elis (waktu muda panggilannya Neng Elis). Tante Elis adalah ibu kostku. Kenapa dia? Pertama, pada usia 38 tahun biasanya wanita mengalami puber ke dua. Yang kedua, ditanggung bersih, sehat tak mungkin kena penyakit “kotor” seperti gonorrhoe, syphilis, HIV dsb. Yang ketiga, gratis tidak perlu bayar, karena sama-sama menikmati. Untuk wanita, bersebadan dengan orang usia lebih muda akan menambah hormon estrogen, hormon khas wanita. Kalau wanita kekurangan hormon ini akan menderita osteoporosis, yaitu tulang menjadi rapuh, mudah patah.
Meskipun sudah hampir kepala empat, tapi jangan meremehkan kecantikannya. Wajah Tante masih terlihat ayu. Kulit kuning langsat, tubuh langsing semampai. Secara legendaris, wanita sunda sangat rajin memelihara wajah dan tubuhnya. Mandi lulur sudah seperti prosedur tetap mingguan. Membedaki wajah dengan berbagai ramuan menjadi rutinitas harian. Itu sebabnya tidak hanya wajah dan tubuhnya yang mengesankan. Bau badannya juga sedap dengan aroma lembut. Lalu kalau mau tahu seperti siapa? Seperti siapa ya..? Nah kira-kira seperti Aura Kasih.
Sudah tiga tahun aku tinggal di kost milik keluarga Bambangdireja (suami Tante Elis), pensiunan wedana di salah satu kabupaten di Jawa Barat. Keluarga Pak Bambang-Tante Elis ini mempunyai putera dua orang, semua sudah berkeluarga dan tinggal di Jakarta. Tinggalah Bapak-Ibu semang kostku ini dibantu seorang PRT dan seorang supir. Semua karyawan ini pulang sore.
Sudah seminggu aku latihan meditasi, belum ada hasil. Tambah tiga hari lagi, meskipun hampir putus asa. Tiba-tiba.., pada hari ke sebelas..
Malam itu sudah pukul 10, pintu kamarku diketuk orang.
“Mas Agus.. Mas Agus”
“Ya.. Tante”
“Tolong pijitin ibu sebentar ya..”
Pucuk dicinta, ulam tiba, burung dahaga, apem menganga.., hatiku berjingkrak bukan main.
“Sebentar Bu, saya ganti pakaian dulu”
Kamar-kamar yang dipakai kost letaknya di belakang rumah utama, dipisahkan oleh satu kebun kecil. Ada enam kamar, membentuk huruf U mengelilingi kebun. Masing-masing kamar berpenghuni satu orang. Kebetulan waktu itu masa liburan, namun karena aku harus mengejar “deadline” penyelesaian skripsi, terpaksa aku tidak dapat mudik. Hiya khan, masak sudah jadi mahasiswa PTN terkenal seantero dunia rela di-DO.
Singkat cerita aku sudah duduk di tepi tempat tidur di kamar Tante. Duduk dengan bersimpuh, ya.. seperti “Pijat” professional itu. Badan Tante dalam posisi tengkurap di depan saya. Punggungnya yang putih, mulus tanpa penutup apapun. Hanya tali BH sudah dilepas, tetapi buah dadanya masih sedikit terlihat, tergencet di bawahnya.. Leher Tante terlihat jenjang, putih, dengan rambut yang panjang sampai ke pinggang, disibakkan ke samping. Punggung ke bawah ada sejenis kain sarung yang diikatkan sekenanya secara longgar. Ke bawah, kain itu hanya menutupi sampai lipatan lutut. Di bawahnya betis yang halus, kencang.
Wajah Tante menghadap ke samping di mana saya duduk. Sesekali meraba lutut saya, entah apa maksudnya. Pemandangan ini mampu dan makin membuatku bergairah Dalam waktu 15 menit seluruh punggung Tante sudah aku Pijat. Suasana sekitar kamar hening, hanya degub jantungku yang makin mengeras.
Dedeku, pelan tapi pasti makin menegang juga. Aku diam, Tante juga demikian. Mau ngomong apa aku? Bicara tentang Pak Bambang..? Ah sama aja bicara tentang kompetitor. Toh malam ini aku yang akan menjadi “Mas Bambang”, akan menumbuk padi di lumbung Tante. Mau ngomong anak-anak Tante? Yang akan ditengok Pak Bambang yang sore tadi berangkat? Ngapain toh sebentar lagi aku akan menganggap Tante ini ibarat pacarku.
“Pinggangnya juga ya Mas..”
“Ya.. Ya.. Bu..”, jawabku seperti terbangun dari lamunan berahi.
Aku tarik kain yang menutupi pinggang Tante. Ya ampun.. Rupanya Tante sudah melepas celana dalamnya. Kini di depan mataku ada pemandangan yang.. Waduh.. Ada gambaran parit sempit di tengah tulang pinggang memanjang ke bawah.. Terus.. Ke bawah, ....
Tiba-tiba Tante membalikkan badannya..
“Depan ya Mas..”
Dengan mata terbelalak kaget, kini aku melihat pemandangan yang luar biasa, yang belum pernah kulihat selama 24 tahun berada di kolong langit. Seorang wanita dengan kulit langsat telanjang bulat, .....
“Tante Aku nggak tahan lihat begini..?”