Kumpulan Cerita Dewasa 21++: Kumpulan Cerita Romantis Dewasa Vol 141

· Kumpulan Cerita Dewasa 21++ Issue #141 · Lovely Story Publisher
5.0
2 reviews
Ebook
119
Pages
Eligible
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Dapatkan free ebook sinopsis dan pratinjau judul kami lainnya di:

-> -> bit.ly/andini-citras <- <-

*

Keunggulan Ebook ini:

- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab

- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia

- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar

- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera

- Bisa ganti jenis font

- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam

----------

Contents

Tarian Erotis Rani—1

Teknik Bercinta Rani yang Luar Biasa—39

Maukah Tetap Bercinta denganku Tanpa Ikatan?—49

Bercinta dengan Rani dan Rara di Hotel Bali—61

Sensasi Lebih dengan Mengajak Pria Asing—103

*

Sinopsis

Virano, bak mendapat durian runtuh, pasalnya, pria berusia 25 tahun itu berkenalan dengan seorang selebgram cantik yang kaya raya bernama Rani yang diketahui kemudian mempunyai nafsu yang terbilang tinggi dan menganut kehidupan free sex yang bebas tanpa ikatan cinta-cintaan. Awal mula Virano mengetahui hal ini adalah ketika gadis cantik itu mengajak kerumahnya dan mereka larut dalam minuman alkohol. Dalam kondisi mabok itu, Rani menari-nari erotis penuh gairah didepan Virano yang duduk membisu tak menyangka gadis kalem ini ternyata begitu binal.

*

Pratinjau

Pada pertengahan tahun 2017, aku sedang makan siang di cofee chop sebuah hotel di bilangan Sudirman dengan seorang account executive untuk urusan pelaksanaan promosi produk perusahaan dimana aku bekerja. Kami duduk di meja dekat pintu masuk dan aku mengambil kursi yang menghadap ke dalam.

Selesai menikmati makanan yang kami pesan, kami melanjutkan pembicaraan sambil minum kopi. Aku tidak sadar bahwa berjarak 3 meja searah pandanganku, duduk sekelompok tamu yang terdiri dari 3 wanita dan 2 pria. Lurus dengan pandangan mataku tampak seorang wanita cantik sekali berwajah indo yang kuperkirakan berumur 28 tahunan. Saat pandangannya tepat beradu dengan mataku, kulempar senyuman kecil di bibirku. Beberapa kali pandangan kami bertemu karena memang arahnya yang sama.

Aku pergi ke kamar kecil. Sebelum aku berdiri, aku melirik dengan sudut mataku ke arah wanita tersebut lalu kutinggalkan meja menuju toilet pria yang terletak di ujung lorong belakang resepsionis hotel. Pada saat aku selesai dengan urusanku di toilet, aku keluar dan kembali ke arah coffee shop. Belum jauh aku melangkah, tampak sang wanita cantik itu berjalan juga ke arah toilet hingga kami berpapasan.

“Hai.. Sudah selesai makannya?” sapaku iseng. “Virano namaku, boleh berkenalan?” Mendadak keberanianku timbul sambil kuulurkan tanganku.

“Rani, baru selesai.. Sebentar lagi jalan.., kamu masih lama?” katanya sambil menjabat tanganku.

“Sebentar lagi juga selesai, lalu kembali ke kantor” jawabku. “Hubungi aku ya..” katanya sambil memberi secarik kertas yang telah dipersiapkannya dan telah dilipat menjadi kecil yang langsung kumasukkan ke kantongku.

Tak lama kemudian kutinggalkan coffee shop tersebut tanpa melirik lagi kepadanya dan aku kembali ke kantor, meneruskan pekerjaanku. Malamnya di rumah, seperti biasanya aku keluarkan seluruh isi kantongku dan meletakkannya di meja kerjaku tanpa memperhatikan satu persatu, tetapi tidak kubuang. Biasanya, setelah beberapa hari paling lama 2 minggu, aku selalu membersihkan meja kerjaku di rumah dengan memperhatikan isi kertas yang ada satu persatu sebelum aku membuangnya. Saat kubereskan 10 hari kemudian, aku menemukan secarik kertas terlipat kecil yang diberikan oleh Rani yang berisikan sebuah nomor telepon rumah. Untung saja aku temukan karena kalau tidak aku sudah lupa dengannya. Langsung saja kumasukkan dalam memory HP-ku. Malamnya kucoba menelepon Rani. Ternyata dia tidak di rumah. Keesokan paginya aku mencobanya lagi.

“Hallo, bisa bicara dengan Rani?” tanyaku di telepon. “Rani di sini, dengan siapa” tanyanya kembali. “Virano, baru bangun ya?” kataku. “Hai.., kok lama baru telepon, aku tunggu sejak kita ketemu lho, nanti sore ada acara nggak?, tanyanya. “Justru aku telepon mau ngajak ketemu, jam 7:30 gimana?” tanyaku.

Sorenya aku menuju ke sebuah restoran di lantai 26 lantai paling atas sebuah gedung di bilangan Sudirman, sebuah restoran yang terkenal dengan steaknya dan bersuasana romantis dan agak remang pada malam hari.

Aku menunggu sekitar 15 menit sebelum Rani datang dengan anggunnya, berjalan dengan kaus putih atasan ketat tanpa lengan memperlihatkan tonjolan buah dadanya yang kuperkirakan berukuran 36B, rok mini bahan kulit ketat warna coklat, dengan tinggi lebih dari 170 cm, memperlihatkan bentuk kaki panjang yang indah menopang sepasang gundukan pantat bulat yang menggemaskan untuk segera diremas. Dengan rambut ikal tergerai sampai bahu, menunjang pancaran sinar menggemaskan dari wajah sexy menggairahkan yang mengundang minat setiap lelaki untuk segera mencicipinya saat memandangnya.

Dia mengambil kursi di hadapanku sehingga aku dapat memandang wajah sexynya sepuas-puasnya, apalagi dengan sinar lampu yang remang-remang hingga menambah gairah hangat yang terasa mengalir di sekitar pahaku.

Aku memesan Rib Eye Medium Well dan Rani memesan Tenderloin Well Done beserta sebotol red wine. Kami mengobrol panjang lebar tentang dunia hiburan sampai dunia usaha dan ekonomi.

Rani adalah seorang wanita yang enak diajak mengobrol, pengetahuannya luas dengan gaya bicara serta body language yang mengagumkan sehingga membuatku sedikit terangsang. Selama pembicaraan, seringkali Rani memandang tanganku bila aku sedang meletakkan tanganku di atas meja, entah apa yang dipikirkannya.

Botol wine kami habiskan pada saat jam telah menunjukkan pukul 22:15. Tak terasa hampir 2 jam lebih kami berada di tempat itu. Kupanggil waiter untuk meminta bill. Setelah kubayar, kami berjalan menuju lift untuk menuju ke tempat parkir.

“Kamu ikuti mobilku ya..” bisiknya.

“Mau kemana?” tanyaku. Rani tidak menjawab pertanyaanku. “Tuh mobilku” katanya sambil menunjuk sebuah Bulldog E Class warna putih yang diparkir dekat pos satpam.

“OK, mobilku itu” ujarku sambil menunjuk sebuah Honda Accord warna coklat tua.

Kami keluar dari tempat parkir menyusuri Sudirman ke arah selatan dan aku mengikuti Rani memasuki kompleks perumahan mewah dan hanya memerlukan waktu 10 menit untuk sampai di sebuah rumah yang besar. Seorang penjaga membuka pintu pagar dan Rani langsung memasukkan mobilnya ke garasi sedangkan aku sampai depan garasi saja. Tampak sebuah mobil lain tertutup kain di garasinya.

Aku diajak Rani masuk melalui pintu garasi lalu Rani mengambil sebotol wine dari lemari es-nya beserta 2 buah gelas dan menyodorkannya padaku. Aku tuang wine itu masing-masing setengah gelas dan kuberikan sebuah pada Rani. Lalu Rani menggandeng tanganku dan membawaku memasuki sebuah kamar. Kamar tidurnya yang besar mungkin berukuran 10 x 8 m, tampak lemari besar dengan berbagai hiasan, piagam dan foto. Satu set sofa dan kursi malas melengkapi isi kamar itu.

Ratings and reviews

5.0
2 reviews

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.