Terluka oleh pengkhianatan yang begitu dalam, Rury menolak untuk sekadar menangis. Ia memilih untuk "main cantik". Sambil terus mengenakan topeng istri lugu yang tak tahu apa-apa, Rury memulai misi rahasia untuk memiskinkan suaminya hingga ke akar-akarnya. Satu per satu, aset Satrio berpindah tangan, sementara Rury semakin dekat dengan hari-H pernikahan, bukan sebagai tamu, melainkan sebagai juru rias tangan sang mempelai wanita.
Saat tirai kebohongan suaminya semakin tersibak, Rury menemukan rahasia yang jauh lebih kelam, melibatkan masa lalu dan orang-orang terdekatnya. Pesta pernikahan yang megah itu pun telah ia siapkan menjadi panggung pembalasan paling memalukan. Mampukah Rury menghancurkan pria yang telah menghancurkannya?