Menebang Rindu yang Sedang Berkembang

Rasanya sekujur tubuh ini terbuat dari luka. Sepasang tangan dan kakiku kebas terpasung kaku pada kayu randu. Sendirian di ruang gelap memendam rindu.

Ini sudah kali ketiganya. Aku masih ingat, saat pertama kali ayah menyeret tubuhku yang penuh luka masuk ruangan ini. Lalu dengan tenaganya yang tersisa di usia tuanya, ia masih sanggup melemparkanku ke ruangan ini. Ia menguncinya dari luar sambil mengutukku.

Aku menggedor-gedor pintu tapi itu sia-sia. Hingga pada puncak kelelahan, aku tertidur di belakang pintu. Aku terbangun pada malam yang asing dan mendengar seseorang menangis di balik pintu. Aku berteriak memanggil ibu, tetapi sepertinya memang tidak ada siapa-siapa di situ.

>>>> temukan lebih lanjut. Pesan buku cetak di 08563693116