Di lintasan sejarah hidupnya mengalir kesedihan, cinta, amarah, dan rindu. Sebuah simfoni yang tak dapat direduksi begitu saja menjadi reaksi kimia.
Begitulah, setiap peristiwa yang menimpa manusia bukanlah sekadar rangkaian sebab-akibat mekanistik. Ia adalah cermin dari eksistensi yang rapuh dan penuh tafsir. Bencana, perpisahan, pertemuan, bahkan secangkir teh yang tumpah di pagi hari, semuanya bisa menjadi titik tumpu yang mengguncang dan membentuk batin manusia.