Dari batas galaksi hingga belitan kuantum: Menemukan multiverse sehari-hari antara wawasan, paradoks, dan misteri fisika baru.

· Bruno Del Medico Editore
Ebook
318
Pages
Eligible
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Setiap hari kita melihat dunia dengan indera kita. Kita melihat objek, mendengar suara, menyentuh permukaan. Semuanya tampak begitu nyata dan 'konkret'! Namun, apakah ini benar-benar kenyataan? Atau apakah kita hanya menavigasi sebagian kecil dari alam semesta yang terdiri dari berbagai tingkatan, yang terlihat dan tidak terlihat? Pengetahuan modern dan kuno, fisik dan metafisik, mengundang kita untuk merenungkan pertanyaan abadi ini.

Pengalaman kita sehari-hari sering kali membatasi pemahaman kita. Kita terbiasa mengenali dunia hanya melalui apa yang dapat kita lihat, sentuh atau ukur. Namun, di bawah permukaan persepsi 'normal' ini, banyak realitas lain yang hidup berdampingan. Realitas fisik, yang luput dari indera kita, hidup berdampingan dengan dimensi metafisik, yang sarat dengan makna dan misteri. Pikirkan tentang makrokosmos dan mikrokosmos: dua hal yang sangat ekstrem di mana kehidupan sehari-hari kita larut ke dalam skala yang hampir tidak dapat dipahami.

Di alam fisik, alam semesta menampakkan dirinya dalam tingkat realitas yang berlapis-lapis. Pada tingkat kosmik, kita hanya bisa melihat sekilas dari luasnya. Bagian yang dapat kita 'lihat' hanya mewakili 5% dari seluruh alam semesta yang diketahui. Pada tingkat makroskopis, apa yang kita lihat, realitas kita tampak konkret. Namun, bahkan sebuah benda sederhana, seperti kursi, menyembunyikan kebenaran yang sangat berbeda. Pada skala subatomik, kita dihadapkan pada alam semesta partikel yang mengikuti hukum fisika yang berlawanan dengan intuisi. Eksperimen keterikatan kuantum menunjukkan bagaimana, pada tingkat subatomik, dua partikel dapat terhubung secara instan dalam jarak yang sangat jauh seolah-olah mengabaikan konsep ruang dan waktu. Albert Einstein dan Niels Bohr adalah orang pertama yang mengguncang dasar-dasar gagasan kita tentang realitas, mencoba menjawab pertanyaan terkenal: "Apakah Bulan ada ketika tidak ada yang melihat?"

Di samping tingkat fisik, teka-teki metafisik meluas. Metafisika menyelidiki apa yang tidak langsung terlihat, mempertanyakan esensi keberadaan. Orang-orang Yunani kuno, seperti Plato, membayangkan sebuah dunia 'ide', sempurna dan tidak dapat diubah, di mana dunia material hanyalah sebuah salinan yang lemah. Kita semua ingat alegori gua: orang-orang yang dirantai hanya melihat sekilas bayangan di dinding, tidak pernah melihat cahaya matahari yang sebenarnya.

Kita juga menemukan konsep-konsep terkait dalam filosofi Timur. 'Tabir Māyā' dari tradisi India menggambarkan dunia fenomenal sebagai sebuah ilusi yang menyelubungi esensi realitas yang sebenarnya. Agama, mistisisme dan spiritualitas, di sisi lain, menafsirkan dimensi yang tidak terlihat ini sebagai tempat di mana jiwa atau 'diri' terhubung dengan yang transenden.

Namun, bagaimana kita dapat membedakan apa yang fisik dan apa yang metafisik? Pertanyaan ini membawa kita pada salah satu pertanyaan paling mendalam dalam sejarah filsafat: apakah realitas itu?

Para pemikir Yunani kuno, seperti Aristoteles, mencoba membagi dunia menjadi substansi dan kebetulan. Substansi adalah sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri, sedangkan kebetulan adalah sesuatu yang ada dalam kaitannya dengan sesuatu yang lain. Penyelidikan mereka meletakkan dasar bagi spekulasi selama ribuan tahun.

Saat ini, para ilmuwan, seperti halnya para filsuf, terus mempertanyakan diri mereka sendiri. Fisika modern, misalnya, telah menggabungkan ontologi klasik dengan relativisme kognitif. Menurut Werner Heisenberg, bapak prinsip ketidakpastian, pengamatan itu sendiri memodifikasi objek yang diamati. Dengan kata lain, kita tidak akan pernah bisa mengetahui realitas dengan cara yang 'murni'. Apa yang kita lihat selalu merupakan cerminan dari keterlibatan kita dalam proses kognitif.

Maka, kita dibatasi oleh tubuh kita, indera kita, bahasa kita. Namun, keinginan untuk mengetahui apa yang nyata mendorong kita melampaui semua kesulitan menuju wilayah pengetahuan .

About the author

Bruno Del Medico, lahir pada tahun 1946 di Sabaudia, Italia, bekerja di bidang ilmu komputer dan pengembangan perangkat lunak selama masa kerjanya. Kemudian, ia mengabdikan dirinya untuk mempelajari dan menyebarkan teori-teori ilmiah terkini, seperti teori kuantum dalam pengertian metafisik. Saat ini, Bruno Del Medico adalah penulis berbagai karya yang diterbitkan oleh Edizioni PensareDiverso. Karya Bruno Del Medico membedakan dirinya dari narasi tradisional di bidang ilmu pengetahuan teknik dengan pendekatannya yang kritis, independen, dan tidak konvensional. Alih-alih membatasi diri pada interpretasi standar atau konsensus umum tentang isu-isu ilmiah murni, Bruno Del Medico mengeksplorasi perspektif alternatif yang sering kali bertentangan dengan arus utama, mempertanyakan asumsi-asumsi yang diterima secara umum. Ciri khas dari karya-karyanya adalah kemampuannya untuk menenun ilmu pengetahuan, etika, dan filsafat ke dalam sebuah dialog terbuka yang mendorong pembaca untuk merenung secara mandiri dan mempertimbangkan implikasi yang lebih dalam dari inovasi teknologi dan ilmiah.

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.