Penelitian di wilayah laut dalam, terutama di Indonesia, masih terbatas meskipun kekayaan hayati yang melimpah di sana membuat biota lautnya menjadi sangat unik dan menakjubkan dalam hal kemampuan adaptasi dan metabolisme. Wilayah laut dalam memiliki kondisi yang sangat ekstrem, gelap, tekanan atmosfer yang tinggi (> 200 atm), tekanan hidrostatik yang tinggi (±15.750 psi), dan suhu yang rendah (1-4°C). Berbagai mikroorganisme seperti genus Marinitoga, bakteri filum Proteobacteria, cacing Alvinellid, dan lainnya hidup di sana. Bahkan, di Palung Mariana, hanya satu spesies spesies ikan siput (Paraliparis selti) yang ditemukan pada kedalaman 8.158 meter, menunjukkan keunikan ekosistemnya. Sejumlah teknologi eksplorasi laut dalam menggunakan robot yang dikendalikan dari jarak jauh secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap pengembangan ekonomi biru yang bermanfaat bagi sosial-ekonomi dan konservasi laut. Potensi bioprospeksi dari keanekaragaman hayati laut dalam dapat menjadi sumber daya penting dalam industri farmasi dan ketahanan pangan serta dalam bidang teknologi.