Mbah Bibit berjalan dengan langkah gontai menuju pelataran rumahnya yang sepi. Di bawah keremangan rembulan, napasnya bergerisik berbaur dengan keluh dedaunan. Warsi telah menjalani pilihannya. Dan Jentir juga telah menjalani kodratnya. Siapa berani masuk Jentir? Menyelinap di antara pepohonan Jati yang selalu tegak menantang matahari. Biarlah Jentir damai dalam kabut.