Tak mudah memegang teguh idealisme. Banyak yang akhirnya menyerah dan bertekuklutut pada pragmatisme. Banyak juga yang mengalami demoralisasi. Dulunya aktivis gerakan mahasiswa yang memperjuangkan hak-hak rakyat, lambat laun menjadi bagian dari kekuatan yang mencuri uang rakyat. Ironis memang! Buku ini memberi fakta dan bukti serta mengulas bagaimana proses demoralisasi itu terjadi. Menarik! (Oce Madril, Direktur Advokasi Pusat Kajian Antikorupsi UGM)
Sebagai sebuah refleksi, buku ini menyimpan harapan agung. Kembalikan aktivis pada jalur perjuangannya lagi: tak mudah ditipu oleh sistem dan tetap mengusut kesewenang-wenangan. Tapi ini bukan sekadar nasehat, melainkan gugatan yang patut didengungkan. Maka, arti buku ini bukan sekadar dibaca dan direnungkan tapi juga bagaimana bisa menggerakkan lapisan baru mahasiswa yang kecewa, sedih dan kadang bangga atas keberhasilan seniornya. Sejarah memang tak bisa diisi oleh para pejuang saja, tapi juga dipadati oleh para pengkhianat. Lewat mereka, kita bahkan bisa belajar banyak bagaimana sulitnya untuk konsisten. Selamat membaca dan merenung kembali, makna menjadi aktivis. (Eko Prasetyo, Direktur Social Movement Institute)