Darinya, beragam rasa tumbuh di dalam raga. Mencoba memahami segala gejolak dan gelora yang ada. Hingga akhirnya mengerti makna kesetiaan, cinta, dan perdamaian.
Setiap rasa tertuang dalam untaian kata. Kata yang kemudian dapat merangkai bait-bait puisi penuh pesan dan makna. Entah tersampaikan atau tidak, biarkan puisi-puisi ini menggapainya, seperti angin musim panas yang menerbangkan layangan. Biarlah rasa dalam puisi itu abadi, seperti ukiran prasasti.