Di dalamnya, pembaca akan menemukan:
Gambaran pengalaman nyata: bagaimana persiapan paper, proses seleksi abstrak, hingga tampil di hadapan audiens beragam dari latar budaya dan disiplin ilmu yang berbeda.
Tantangan internal dan eksternal: misalnya bagaimana mengelola ketakutan berbicara di depan umum, budaya akademik, perbedaan bahasa dan konteks, hingga adaptasi materi agar relevan saat lintas negara atau wilayah.
Pelajaran yang diperoleh: apa yang berhasil dan apa yang gagal — dari strategi penelitian, penulisan, berjejaring (networking), hingga cara menjaga motivasi dan integritas ilmiah.
Panduan praktis: tips menulis abstrak, cara memilih konferensi, tata cara publikasi, dan bagaimana memaksimalkan manfaat dari konferensi—baik untuk pengembangan diri, karya ilmiah, maupun jaringan profesional.
Buku ini juga mengangkat tema kepekaan budaya, spiritualitas, dan konsep “hybrid” yang menjadi ciri khas gaya penulisan Dian Nafi: bagaimana tetap autentik terhadap akar personal dan pesantren, namun mampu bergerak di ranah global dengan modernitasnya.
Cocok bagi: mahasiswa, peneliti pemula, publik akademik, dan siapa saja yang tertarik mengembangkan diri melalui kegiatan konferensi — terutama mereka yang ingin tahu bukan hanya apa yang disampaikan di konferensi, tapi bagaimana pengalaman di baliknya memengaruhi penulis sebagai pribadi dan ilmuwan.
Dian Nafi adalah arsitek, penulis, sekaligus penggiat literasi dan pendidikan masyarakat. Lulus dari Arsitektur Universitas Diponegoro dan Magister Kebijakan Publik, ia menulis puluhan buku fiksi maupun nonfiksi yang menyinggung tema spiritualitas, kepesantrenan, pengembangan diri, dan perjumpaan budaya. Ia juga mendirikan Hasfa Publishing & Institute serta aktif sebagai trainer literasi, mentor penulisan, dan pembicara di berbagai forum nasional maupun internasional. Dengan latar unik antara pesantren dan arsitektur, Dian Nafi menghadirkan perspektif segar yang menghubungkan refleksi personal dengan wacana publik dan global.