Buku ini mengeksplorasi fenomena jilbab dari perspektif Hybrid Paradox, sebuah pendekatan yang melihat bagaimana jilbab menjadi ruang negosiasi antara tradisi dan modernitas, spiritualitas dan kapitalisme, identitas personal dan tekanan sosial. Dengan pendekatan multidisipliner, buku ini menggali sejarah jilbab, makna teologisnya, serta perdebatan fiqh di berbagai mazhab Islam.
Lebih dari sekadar simbol keagamaan, jilbab kini menjadi bagian dari industri fashion global, kapital sosial, hingga ekspresi identitas Muslimah di era digital. Tren hijabers, peran media sosial, hingga kontroversi larangan jilbab di beberapa negara juga dibahas secara kritis.
Buku ini tidak hanya memotret fenomena jilbab dari sudut pandang teologi dan sosial-budaya, tetapi juga mengulas bagaimana jilbab beradaptasi dalam berbagai konteks—baik dalam dunia kerja, industri kreatif, maupun komunitas Muslim minoritas.
Dengan kajian yang mendalam dan reflektif, "Jilbab dalam Hybrid Paradox" mengajak pembaca untuk memahami jilbab secara lebih inklusif, melihatnya sebagai fenomena yang dinamis, serta menghargai kompleksitas pilihan perempuan Muslim dalam mengenakan jilbab di tengah arus perubahan zaman.
Berikut adalah narasi bio penulis Dian Nafi:
Dian Nafiatul Awaliyah, atau lebih dikenal sebagai Dian Nafi, adalah seorang penulis, akademisi, dan aktivis sosial yang aktif di berbagai bidang, mulai dari arsitektur, kajian budaya, hingga pemberdayaan perempuan. Saat ini, ia merupakan dosen di Departemen Arsitektur Universitas Sultan Fatah serta menjabat sebagai Koordinator Riset dan Pengembangan di Muslimat NU Demak.
Sebagai peneliti, Dian Nafi banyak mengeksplorasi tema perancangan hunian berbasis nilai-nilai Islam yang adaptif terhadap perubahan lingkungan, khususnya di daerah Demak. Ia juga terlibat dalam berbagai organisasi keilmuan dan sosial, seperti Dewan Kesenian Daerah (DKD) Demak, Komite Ekonomi Kreatif Demak, serta berbagai lembaga filantropi dan advokasi perempuan.
Selain itu, ia telah menerima berbagai penghargaan dan hibah akademik, di antaranya Travel Grant to IASFM York University (2025), Finalis Falling Walls Labs DAAD German (2024), dan Culture Activist Fellowship dari Dirjen Kebudayaan (2023). Aktif sebagai pelatih dan pembicara, ia telah memberikan berbagai pelatihan di bidang penulisan, digital literacy, entrepreneurship, dan pemberdayaan perempuan di tingkat nasional maupun internasional.
Sebagai seorang penulis, Dian Nafi telah menerbitkan berbagai buku, serta karyanya sering dimuat di berbagai media nasional. Ia juga dikenal sebagai figur yang berusaha menjembatani tradisi, modernitas, dan nilai-nilai Islam melalui karya-karyanya, baik dalam bentuk tulisan, penelitian, maupun advokasi sosial.