Bertolak dari gagasan Marx tentang ideologi sebagai kesadaran palsu, teori ideologi berjalan pelan namun pasti meninggalkan persoalan kesadaran. Ideologi menurut Gramsci bukan kesadaran palsu, melainkan parsial. Berbekal psikoanalisa Lacan, Althusser merumuskan mekanisme ideologi yang lebih halus ketimbang hegemoni. Dengan bekal yang sama, Zizek merumuskan ideologi sebagai bukan kesadaran palsu tempat pelarian, melainkan realitas sosial itu sendiri. Foucault melanjutkan perjalanan teori ideologi dengan menekankan betapa realitas sosial diatur oleh sebuah rejim diskursif yang bekerja di luar kehendak orang per orang. Ideologi sebagai rejim diskursif bukan lagi bekerja untuk menyembunyikan kebenaran, melainkan memproduksinya. Tidak ada kebenaran di balik ideologi. Teori ideologi pun memasuki fase baru yang menyudahi Marxisme. Teori ideologi kontemporer tak lain adalah “sesudah Marxisme.”