Li Ka-Shing Muda yang Menantang Para Taipan Tua dalam Perebutan Bisnis Pelabuhan Hong Kong
Di tengah riuh rendah pelabuhan Hong Kong tahun 1950-an—tempat di mana kekuasaan bisnis diwariskan, bukan diperjuangkan—hadir seorang anak muda miskin dari Shantou, tanpa nama besar, tanpa koneksi, hanya berbekal tekad dan otak yang tak pernah diam.
Li Ka-shing, pendiri pabrik plastik kecil, melihat peluang di tengah stagnasi: logistik yang lambat, distribusi yang mahal, dan sistem yang hanya menguntungkan segelintir taipan tua. Ketika para raksasa pelabuhan tertidur dalam kenyamanan monopoli, Li mengajukan pertanyaan berbahaya:
"Bagaimana jika pelabuhan dibuka untuk semua orang?"
Bermodal keberanian dan sistem distribusi yang lebih efisien, ia perlahan mengguncang fondasi kekuasaan bisnis lama. Namun, perjuangan ini bukan hanya soal bisnis. Ini adalah kisah tentang rasa kehilangan, perenungan di malam hari, loyalitas yang diuji, dan mimpi untuk mengubah kota tanpa menguasainya.
Disusun dengan alur maju-mundur yang emosional, penuh dialog batin, strategi sunyi, dan keberanian untuk berkata “tidak” pada sistem warisan, novel ini membawa kita menyelami jiwa seorang revolusioner tenang—yang membangun pelabuhan bukan untuk kapal-kapal besar, tapi untuk harapan-harapan kecil yang tak pernah lelah berlayar.
Untuk pembaca yang mencintai kisah perjuangan nyata, strategi bisnis brilian, dan keberanian melawan arus secara elegan.
Hati yang gembira adalah obat yang manjur