Melalui untaian larik yang mengalir penuh makna, membawa pembaca untuk menyelami bakat yang tersimpan dan melenyapkan rasa malas atau lelah untuk berkarya. Memberikan motivasi bagi para pembaca agar tetap berusaha memberikan karya terbaiknya tanpa gentar sebelum mencoba. Melakukan refresh mengenai cerahnya kehidupan dengan mengumpulkan tekad kuat serta mengubah pola hidup monoton menjadi hidup penuh makna serta berguna bagi sesama. Semangat berkarya menjadi penekanannya, mengajak pembaca lebih kreatif dan inovatif penuh usaha.
Tantangan memang datangnya tak terduga, namun semuanya haruslah dihadapi dengan seksama. Perbanyak ide dan melihat peluang yang ada akan memberikan angin segar dalam menuangkan karya. Prestasi diraih karena ada kemauan kuat untuk mencoba dan tak kendor di kala gagal menghampiri secara nyata. Mari berjuang melalui karya yang kreatif dan inovatif.
Eka Ratna Sari dilahirkan di Probolinggo tahun 1983, anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan H. M. Sukriono (alm.) dan Hj. Ninis Nafisah. Bekerja sebagai pendidik di salah satu SMK negeri Kabupaten Probolinggo. Menggeluti hobi sebagai illustrator sedang ditekuninya.
Saat ini aktif menjadi salah satu kontributor di microstocksebagai ajang dan wadah menjual karya. Telah 300 lebih ilustrasi yang telah dibuatnya. Semua dilakukan karena hobi dan kesukaannya dalam hal digital art/digital drawing.
Terlahir dari keluarga sederhana, mendorong mengasah kemampuan dan skillnya. Warisan sifat ini diperolehnya dari Ayahanda tercinta. Suka mencoba hal baru yang inspiratif adalah passionnya. Tak takut mencoba dan terus berkarya menjadi penyemangatnya. Saat ini, ia mencoba menjadi penulis pictbook dan membuat book cover untuk lebih mengasah bakatnya.
Berawal dari kesukaan inilah, ia menemukan hal yang mengasyikkan serta memperoleh bonus cuan dari karya png dan psd yang dihasilkannya. Bermodal handphone android yang dimilikinya, berkreasi untuk membuat karya. Belajar otodidak terus dilakukannya untuk menyerap ilmu sedalam-dalamnya. Menggambar secara digital menjadi ‘me time’ baginya di kala melepas penatnya rutinitas pekerjaan dalam kesehariannya.