Buku ini mengetengahkan tentang hasil pembacaan sejarah dalam pemikiran tasawuf yang senantiasa berkembang mengikuti perkembangan zaman. Melalui pernyataan-pernyataannya, tasawuf pada kenyataannya berasal dari ruh Islam yang dikembangkan sedemikian rupa dari konsep utama al-Ihsan. Kemudian dalam perjalanannya, tasawuf selalu tampil untuk menyelesaikan permasalahan umat dari masa ke masa, terutama umat Islam. Tasawuf tidak bersifat ekslusif, melainkan senantiasa mampu bersanding dengan kemajuan zaman di mana ia tumbuh dan berkembang.
Dalam buku ini, secara berturut-turut memuat pembahasan-pembahasan sebagai berikut:
Kronologis pemahaman tentang peradaban tasawuf, ditampilkan di bangian awal buku ini, sebagai upaya untuk memberikan penjelasan bahwa tasawuf pada dasarnya adalah semacam kebudayaan Islam yang dapat berkembang menjadi sebuah peradaban yang menjanjikan. Sejarah pola pemikiran Islam yang terus berkembang, dari periode awal Islam hingga ke abad modern tergambar jelas dalam pemaparan buku ini di Bab I yang bertajuk Pendahuluan.
Sejarah munculnya tasawuf, dari masa Rasulullah hingga terbentuk istilah tasawuf, pengertian, sumber ajaran tasawuf dan sekilas tentang perkembangan awal tasawuf dipaparkan pada Bab II dengan tema Pemahaman Awal tentang Tasawuf. Inti ajaran Tasawuf dan Zuhud, menjadi pembahasan khusus pada Bab III. Pembahasan ini dirasa sangat penting untuk menunjukkan bahwa tasawuf memiliki nilai-nilai yang luar biasa untuk dikembangkan dalam Peradaban Islam ke depan.
Pada Bab IV, dibahas mengenai kronologis perkembangan tasawuf yang awalnya merupakan serpihan-serpihan tak berbentuk, akhirnya mengkristal dalam peradaban Islam. Berawal dari pemikiran-pemikiran filosofis tasawuf yang disebut-sebut para ilmuan sebagai tasawuf falsafi (Bab V), berlanjut ke pemikiran tasawuf yang bersifat sunni (Bab VI), hingga berakhir ke Tarekat (Bab VII), merupakan ukiran sejarah tasawuf yang mengkristal dalam sejarah pemikiran umat Islam.
Kemunculan tarekat itulah, yang dituding oleh para ilmuan sebagai biang keladi kemunduran umat Islam, sekaligus cap negatif perilaku sufistik. Karenanya, banyak kritik yang dilontarkan, agar tasawuf dapat merubah diri menjadi lebih baik (Bab VIII). Kemudian, ada keinginan dan upaya untuk memperbaiki tasawuf dengan hadirnya berbagai pola rekonstruksi yang ditawarkan (Bab IX).
Tidak berhenti pada perilaku tasawuf saja, para ilmuan kemudian menemukan semacam landasan ilmiah dari pemikiran tasawuf, yang dalam istilah filsafat disebut sebagai epistemologi. Oleh karena itu, Bab X pada buku ini dikemukakan tentang Epistemologi Tasawuf.
Sebelum diakhiri dengan kesimpulan, terlebih dahulu dikemukakan tentang contoh implementasi sufisme di era sekarang, yang disebut-sebut sebagai era digital. Banyak tawaran yang diberikan agar tasawuf dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat digital, misalnya pengajaran nilai-nilai tasawuf yang tidak terlalu vulgar, pengajaran tasawuf yang membumi (tidak terkesan meninggalkan kehidupan duniawi), dan lain sebagainya, menjadi solusi bagi pengembangan peradaban Islam melalui sudut pandang tasawuf.
Melalui buku ini, pembaca akan diajak untuk memahami tasawuf secara komprehensif, sehingga tidak akan ada lagi pandangan miring terhadap cabang keilmuan Islam yang satu ini, selanjutnya dapat dikembangkan menjadi sebuah tawaran peradaban Islam yang lebih bermakna. Selamat membaca, semoga bermanfaat. Mengenai kebenaran isi dan pemikiran dalam buku ini, Penulis kembalikan kepada hak Mutlak Allah SWT, Wallahu A’lam Bi al-Shawab.
Elmansyah Al-Haramain, lahir di Muara Enim, 9 Januari 1978. Dunia pendidikan pertama kali dilaluinya di SD Negeri 2 Bonglai Kec. Banjit Lampung Utara 1990. Pondok Pesantren Darul Huda Asy-Syafi’iyah Matla’ul Anwar Bukit Kemuning Lampung Utara, 1992. MTs Darut Taklim Kab. Muara Enim, lulus 1996. SMU Negeri 2 Muara Enim, lalu MAN 2 Sragen sampai tahun 1999. S-1 Tarbiyah Pendidikan Bahasa Arab STAIN Salatiga 2003, dan berhasil meraih gelar Magister Studi Islam (M. S. I) pada IAIN Walisongo Semarang 2007.
Pengalaman menulisnya dimulai ketika masih kuliah S-1 di STAIN Salatiga. Ketika itu beberapa tulisannya dimuat di berbagai Surat Kabar dan Tabloid, meski masih bersifat suara pembaca. Baru setelah ia lulus dari S-1, tulisannya fenomenalnya dimuat sebagai artikel, berjudul: “Issuda” dalam Kompetisi Pendidikan, Suara Merdeka: 24 Pebruari 2007. Sejak itu, kegemarannya menulis dimanfaatkan oleh Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Tasawuf (LEMBKOTA) Semarang. Dua buah buku berhasil terbit dari hasil kurasi dan editasinya: Dari Hati ke Hati, karya Prof. Dr. HM. Amin Syukur, MA dan Mempertautkan Dua Hati Karya Prof. DR. HM. Amin Syukur, MA beserta Istri Dra. Hj. Fatimah Usman, M.Si. Buku pertama atas namanya sendiri berjudul “Haji Achmad Djoahir: Membangun Usaha dengan Cinta”, terbit pada tahun 2010 melalui Penerbit CV Bima Sakti Semarang. Terakhir, Hasil editasi sebuah buku karya mantan Kontraktor terkenal, Chandra Soen Soekarno, “The Journey to Hijrah”, berhasil terbil tahun 2013. Banyak juga tulisan-tulisannya yang dimuat di berbagai harian di Jawa Tengah, umumnya berkaitan dengan dunia pendidikan.
Di Kalimantan Barat, tulisan-tulisannya dimuat di Harian Lokal Pontianak Post, dan buku di tangan pembaca ini adalah karya pertamanya sejak pindah ke Kalimantan Barat 2013 silam. Masih ada beberapa naskah lagi belum diterbitkan dan masih dalam proses editing.