Kami menaiki Shinkansen dan dijemput mobil box pengantarΒ sayuran. Rumah Paman besar sekali. Lebih besar dibandingkanΒ yang terakhir kali kuingat. Pelayan berjejer dari pintu gerbangΒ sampai pintu depan. Pintu-pintunya dilapisi kertas minyakΒ berlukiskan pemandangan alam. Tampak sangat tradisional.Β Semua kukira akan menyenangkan....
Sampai akhirnya keanehan-keanehan itu terjadi. Mulai dariΒ ketukan misterius di pintu gerbang, larangan memasuki kuil,Β festival lokal yang tidak boleh kami hadiri, dan puncaknya ...Β sesosok wanita berjari kurus, pucat, kebiruan, menyobek dindingΒ kamarku dan melongok masuk.
Dan wanita itu jelas bukan manusia.
[Mizan Publishing, Fantasteen, Fantasy, Remaja, Indonesia]