Pada suatu Senin, seorang anak perempuan berusia sembilan tahun berdiri di depan pintu kaca toko itu. Namanya Emilia Harper. Emilia tidak membawa uang saku, tetapi ia membawa sesuatu yang lebih berat: ransel merah muda yang penuh buku catatan dan sebuah rahasia yang disimpannya rapat-rapat sejak ayahnya pergi berlayar tiga bulan lalu.