Dalam karyanya yang legendaris, Elemen, Euclid menyusun seluruh pengetahuan geometri zamannya menjadi sebuah mahakarya logika yang terstruktur. Dengan hanya bermodalkan definisi, aksioma, dan postulat sederhana, ia membangun jaringan teorema yang kompleks melalui penalaran deduktif—sebuah metode yang menjadi fondasi matematika dan sains modern.
Kisahnya bukan tentang petualangan fisik, melainkan petualangan akal. Saat Raja Ptolemeus I bertanya apakah ada jalan yang lebih mudah untuk memahami geometri, Euclid menjawab, "Tidak ada jalan kerajaan menuju geometri." Kalimat itu menyimpulkan esensi hidupnya: kebenaran tidak bisa diraih dengan jalan pintas, hanya melalui usaha, ketekunan, dan logika yang tajam.
Selama lebih dari 2.000 tahun, Elemen menjadi buku teks utama di sekolah dan universitas di seluruh dunia. Ilmuwan besar seperti Newton, ilmuwan Muslim zaman keemasan, hingga tokoh politik seperti Abraham Lincoln—semuanya belajar darinya. Prinsip-prinsipnya membentuk dasar arsitektur, teknik, astronomi, dan seni.
Euclid: Bapak Geometri adalah perjalanan menakjubkan ke dalam pikiran seorang jenius yang membuktikan bahwa dari hal-hal yang paling sederhana—seperti titik, garis, dan sudut—manusia bisa membangun kebenaran yang abadi. Buku ini mengajak pembaca merenungkan keindahan matematika, kekuatan logika, dan warisan seorang guru yang tak pernah mengenal kemegahan, namun mengubah cara dunia berpikir.
Sebuah kisah inspiratif tentang kekuatan ide yang sederhana, namun begitu dalam—yang terus membentuk cara kita memahami alam semesta hingga hari ini.