Lahir pada tahun 1332, Ibnu Khaldun tumbuh dalam keluarga terpelajar yang menanamkan cinta terhadap ilmu pengetahuan. Sejak muda, ia menunjukkan kecerdasan luar biasa, menguasai berbagai disiplin ilmu seperti Al-Qur’an, hukum Islam, bahasa, filsafat, dan matematika. Namun, hidupnya diuji oleh tragedi wabah yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, memaksa ia tumbuh dalam kemandirian dan keteguhan hati.
Ia terjun ke dunia politik, menjadi diplomat dan penasihat bagi para penguasa di Afrika Utara dan Al-Andalus. Melalui pengalaman hidup yang penuh pasang surut—dari dihormati hingga dipenjara, dari kekuasaan hingga pengasingan—ia mengamati pola berulang dalam naik-turunnya peradaban. Pengalaman inilah yang membawanya pada karya monumentalnya: Muqaddimah.
Di sebuah desa sunyi di Aljazair, Ibnu Khaldun menulis Muqaddimah, sebuah karya yang melampaui zamannya. Buku ini tidak hanya menjadi pengantar bagi sejarah umat manusia, tetapi juga merupakan dasar dari ilmu sosiologi, ekonomi, dan ilmu politik. Ia memperkenalkan konsep ‘asabiyyah (solidaritas kelompok) sebagai kekuatan penggerak bangsa, dan menganalisis bagaimana masyarakat berkembang, berkuasa, lalu runtuh.
Setelah pindah ke Mesir, ia dihormati sebagai guru besar dan hakim agung, bahkan sempat bertemu dengan penakluk legendaris Timur. Namun, yang paling abadi adalah warisan intelektualnya yang terus menginspirasi para pemikir hingga kini.
Ditulis dengan gaya naratif yang hidup dan mudah dipahami, buku ini tidak hanya menceritakan sejarah hidup Ibnu Khaldun, tetapi juga menghidupkan semangat ilmu, refleksi, dan keberanian berpikir kritis. Ibnu Khaldun: Sang Pemikir Hebat dari Dunia Islam adalah bacaan penting bagi siapa saja yang ingin mengenal tokoh yang membentuk cara kita memahami masyarakat dan sejarah.