SEPULUH tahun lalu Herolena yang beberapa kali disalahpahami sebagai keturunan para nabi, mengharapkan Tuhan menurunkan firman-firman baru tentang kematian. “Tidak adil Tuhan terus-menerus tidak memberi pekerjaan kepada malaikat pencabut nyawa. Tidak adil setiap saat kita menghadapi hari libur kebinasaan. Orang-orang Ranarene makin lama kian takut pada kehidupan. Mereka ingin merasakan kematian yang indah juga," ujar Herolena kepada diri sendiri. ("Hari Libur Kebinasaan")
KETIKA kau mendengarkan apa pun yang berada di kelas berubah menjadi aneka suara di kebun Binatang, Almira telanjur mengasah taring dan kali ini sepasang mata liarnya menembus mata Selma. Almira tampak ingin menggigit dan mengoyak-oyak leher Selma. ("Serigala di Kelas Almira")