menjawab tantangan disrupsi-inovatif Revolusi Industri 4.0. Teknologi digital
menjadi ekosistem inovasi dalam model platform yang mengubah bisnis berkat
orientasi ke kepuasan pengguna. Orientasi ini mendorong inovasi meskipun
sering memicu disrupsi. Menghadapi disrupsi, model kepemimpinan harus berubah,
bukan lagi bersifat hierarkis atau sentralistis, melainkan menjadi seperti
jejaring-simpul-jala ikan. Kepemimpinan seperti ini lebih lincah dan resilient
menghadapi ketidakpastian. Perubahan model bisnis dan kepemimpinan itu
menuntut keterampilan dan kompetensi baru yang fungsinya mendorong
inovasi. Maka, sistem pendidikan harus berubah.
Perubahannya dimulai dengan pola pikir pendidik untuk menghadapi:
(i) keterampilan era digital yang membutuhkan latihan, metode dan, komunikasi
pembelajaran baru; (ii) materi pembelajaran yang lebih menekankan
kreativitas; (iii) cara belajar generasi digital yang berbeda dengan generasi
pendidik; (iv) perubahan strategi penempatan pembelajar: metode dan komunikasi
pedagogi diarahkan ke kerja sama saling menguntungkan demi inovasi.
Tidak hanya itu, pendidikan karakter juga perlu diintegrasikan ke semua materi
pembelajaran dan pelatihan. Tujuannya adalah untuk membentuk integritas
pribadi, altruisme, jiwa kepemimpinan, kerja sama, dan sikap kritis. Dengan itu,
pembelajar menjadi kritis, kreatif, dan melek media sehingga selektif terhadap
informasi.
Buku Jalan Baru Kepemimpinan dan Pendidikan ini akan memberi kerangka bagi
setiap orang yang menganggap dirinya sebagai pembelajar untuk menghadapi
dua bahaya: (i) kecenderungan post-truth yang sarat hoax serta rentan memicu
emosi sosial dan (ii) perkembangan radikalisme agama yang menyasar kalangan
pembelajar.