Buku ini hadir sebagai penyemangat baru terhadap pengkajian pendidikan akhlak yang saat ini semakin tergantikan dengan pendidikan karakter. Pendidikan akhlak yang sudah hadir sejak lama dalam dunia pendidikan Indonesia urgen untuk dikembangkan karena memiliki kekayaan pengetahuan empiris yang relevan dengan kearifan budaya lokal di Indonesia.
Salah satu metode pengembangan pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan pengembangan strategi yang digunakan di dalamnya. Kehadiran pendidikan akhlak kontekstual dalam buku ini diharapkan mampu mengaitkan penyampaikan materi dalam pendidikan akhlak dengan kondisi nyata siswa.
Secara praktis, buku ini hadir juga sebagai penyeimbang pendidikan karakter yang sudah digalakkan oleh pemerintah. Kebijakan ini membuat pengkajian konsep pendidikan karakter semakin malangit dan sebaliknya, pendidikan akhlak yang sudah lama berjalan di Indonesia semakin redup. Alih bahasa ini dimaknai oleh penulis memiliki kesamaan etimologis secara subastansial. Sebagai contohnya, nilai akhlak yang dulu berlaku mengalami alih bahasa menjadi nilai karakter yang apabila diredefinisikan ulang akan memiliki kesamaan juga.
Hal yang menjadi ironis, tatkala sudah banyak lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan akhlak dengan berbagai macam strategi dan metode pengembangan yang bervariasi, saat ini tidak dikaji lebih mendalam dalam pengembangan pendidikan karakter. Sebagai contohnya pondok pesantren yang sudah melaksanakan pendidikan akhlakul karimah sejak awal kemunculannya dengan model pembiasaan.
Penyusunan buku ini tidak hanya menyajikan analisis penulis dari hasil literasi belaka, akan tetapi validasi berupa data lapangan juga dilakukan. Validasi data lapangan dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Yogayakarta yang sudah menerapkan strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran akhlaknya.
Husna Nashihin, M.Pd.I., lahir di Sleman, Yogyakarta, tepatnya di Dusun Siwil, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Dia putra dari Bapak KH. Basri, BA, yang pernah menjabat Rois Syuriah NU MWC Ngaglik dan Ibu Umi Rodhiyah. Pria yang akrab dipanggil Husna ini sejak kecil menamatkan pendidikannya, baik formal maupun non-formal di seputaran Yogyakarta. Pendidikan formal strata satu S1 diselesaikan di Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI UIN Sunan Kalijaga dengan predikat cumloude. Pendidikan strata dua S2 juga diselesaikan di Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Prodi PI dengan predikat cumloude terbaik tercepat.
Selama menempuh kuliah, Husna aktif mengikuti kegiatan seminar dan penelitian. Penelitian terahir sebagai asisten peneliti salah satu dosen manajemen pendidikan Pasca Sarjana yang juga merupakan pengembangan dari makalah manajemen pendidikan yang berjudul Feasibilitas Pendidikan di Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Adapun pendidikan non-formal ditempuh semenjak duduk di bangku sekolah dasar melalui pendidikan peondok pesantren, antara lain di PP. Irsyadul Anam, PP.Naqsyabandie, PP. Al-Hikmah dan MAKN I Yogyakarta yang sekarang menjadi PP. Al-Hakim. Semenjak menempuh kuliah S1-nya, Husna mulai fokus membangun wiraswasta di bidang produksi dan distribusi makanan tradisional yang diberi merk Bu Umi Rodhiyah yang tidak lain adalah ibu kandungnya. Sampai sekarang usaha tersebut sudah memiliki pasaran di DIY dan sebagian Jateng.
Penulis juga aktif di dalam organisasi antara lain; Pengurus NU Ranting Sukoharjo, PAC Ansor Ngaglik, Ansor Ranting Sukoharjo, Grup Musik Sekar Selawat, Karangtaruna Sukoharjo, dan organisasi kemasyarakatan lain di lingkungan penulis. Penulis juga aktif mengurusi Rumah Tahfidz dan TKA-TPA Al-Falah di Minomartani, serta Rumah Tahfidz TKA-TPA Nurul Ilmi. Selain itu, penulis juga menjadi pemateri atau penceramah rutin pengajian lapanan yang diadakan di NU Ranting Sukoharjo.
Dalam mengaktualisasikan keilmuannya, Husna telah berhasil membuat beberapa karya tulis baik berupak jurnal maupun hasil penelitian, antara lain; Klasterisasi Gaya Belajar Visual, Audio, Kinestetik (VAK) Howard Gardner, Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam Pembelajaran Akhlak di SMP Muhammadiyah I Depok, Refleksi Atas Budaya Pesantren di Pondok Pesantren Zuhriyah serta Feasibilitas Pendidikan Berdasarkan Rumus Cost and Benefit (CB). Adapun buku pertama yang berhasil diterbitkan yaitu “Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Pesantren” dan buku kedua yaitu “Pendidikan Akhlak Kontekstual” yang Anda baca ini.
Pengalaman sebagai pendidik selama menjalani kuliah strata 1 dan 2, antara lain di SD Muhammadiyah Sapen sebgai guru intensif iqro, Vocational High School (VHS) Budi Mulia Dua sebagai guru Universalisme Islam, dan SDN karangmloko 2 sebagai Guru Agama Islam. Kemudian penulis setelah berhasil menempuh strata 2 mengajar sebagai dosen di STAIMS Masjid Syuhada Yogyakarta, STITMA Madani Yogyakarta, dan di STAINU Temanggung. Penulis juga berhasil mendirikan lembaga pendidikan PAUD Azhar Amana (AA) di Dusun Nglaban Jalan Kaliurang, bimbingan les alat musik drum yang dikembangkan sesuai hobinya bermain drum, serta lembaga privat Iqro dan Alquran yang sudah berdiri sejak masih kuliah.
Semoga karya ini bisa berkontribusi secara teoritis maupun praktis bagi perkembangan pendidikan akhlak di Indonesia serta menambah literasi bagi pemerhati pendidikan akhlak. (*)