Napak Tilas di Jalan yang Panjang
About this ebook
Sudah banyak luka, duka, suka, kecewa, rindu bercampur menjadi dinamika perjalanan ini. Langkah panjang, bekal ekstra, tentunya kegigihan mesti dibawa didalam perjalanan. Kini perjalanan itu telah sepi, sepi dari orang-orang yang ingin meraih kebahagian kekal karena perjalanan itu telah tertutup oleh kabut gelap bernama kemalasan dan ketidaksabaran.
Benturan itu, kian hari kian bertambah, berbanding lurus dengan berhentinya sipejalan dalam melakukan perjalanan. Istirahat sejenak, hal yang didengung-dengungkan dalam nyanyian panjang perjalanan, kapankah ujung perjalanan itu kan ditemui.
Sejarah panjang telah tertuliskan bahwa akan ada yang terseleksikan dalam perjalanan ini, seleksi yang menuntut komitmen yang berujung pada totalitas. Sahabat Ka’ab bin Malik harus mendapatkan pengucilan selama empat puluh hari ketika melupakan perjalanan ini, dunia dan wanita yang melatarbelakanginya dan tentunya syaiton menjadi penghasut dibelakang.
Tak sedikit yang terjebak bahkan terjerumus kedalamnya. Apakah tidak adalagi para ibu yang bisa melahirkan karakter Bilal, karakter yang sabar menerima cobaan terik panas dan himpitan batu besar oleh tuannya ketika identitas muslimnya dituntut untuk digadaikan. Bertahan dijalan ini, berarti siap untuk mengubah kehidupan manusia kebanyakan. Bertahan dijalan ini sama saja dengan menunda kenikmatan pada masa yang ditakdirkan. Pilihan takdirlah yang menjadikan seseorang akan bertahan dijalan ini.
Lalu apakah perjalanan panjang itu? Islam, Dakwah, Jihad itulah jalan panjang yang dilalui.
About the author
Irpan Sanjaya, yang terlahir di Kota Lampung pada tahun 1983 silam, ia merupakan putra kelahiran Lampung yang memiliki keturunan darah Minang yang kini berdomosili di Kota Pempek, yakni Palembang - Sumatera Selatan. Pun ia telah memiliki dua anak generasi penerusnya. Kini ia memulai karir marketingnya, dari sebuah bimbingan belajar dan training, yang kemudian menapak ke ranah pendidikan yakni Sekolah Islam Terpadu (SIT), berlanjut pada bisnis perumahan konvensional dan syari`ah, dan kini ia telah memantapkan dan menetapkan bisnisnya dengan bisnis travel umroh.
Lima belas tahun lebih mengarungi dunia marketing dan bisnis; ia bergelut di bidang tersebut, dan telah banyak memberikan pengalaman yang cukup mumpuni dalam bisnisnya, salah satu pengalaman itu adalah dunia bisnis umroh yang kini ia tekuni saat ini. Apa yang terjadi pada bisnis umroh akhir-akhir ini membuat dirinya gelisah dan berangkat dari kegelisahannya itu, kemudian ia amati dan menganalisanya dari kecenderungan dan pola-pola yang dilakukan, yang akhirnya melahirkan buku, “Bedah Umroh” yang berada di tangan pembaca saat ini, ke depannya diharapkan menjadi khasanah dan membuka cara pandang masyarakat tentang bisnis umroh sehingga bisa berlaku bijak dalam menyikapi masalah-masalah yang ada tentunya.
Tentu saja masing-masing bisnis memiliki keunikkan tersendiri dan hal ini menjadi khasanah dalam merancang sebuah program marketing. Kini ia pun telah menyusun buku lanjutan yakni buku keduanya berjudul “Program Go-1000 J”, buku yang menguraikan secara teknis dan taktis langkah-langkah sebuah bisnis travel umroh untuk bersaing di dunia digital saat ini. Pun ia memiliki harapan, bahwa buku-buku yang dilahirkan ini nantinya dapat menjadi tambahan khasanah berpikir dan ide untuk seluruh lapisan masyarakat muslim agar terus bertumbuh dan maju; yang pasti tetap menjaga keberkahan dan kebermanfaatan. (*)
