Setiap cerita menghadirkan naga dengan wajah unik: ada naga penjaga leluhur yang turun dari langit untuk memastikan tradisi tak pudar; naga kecil yang bersahabat dengan seorang anak di tengah hingar bingar perayaan; naga modern yang terperangkap di kota besar, mencari kembali makna kebebasan; hingga naga bayangan yang hanya muncul ketika lentera terakhir padam.
Perayaan Imlek dalam cerpen-cerpen ini bukan sekadar pesta meriah, melainkan jembatan antara masa lalu dan masa kini, antara mitos dan kehidupan sehari-hari. Naga menjadi simbol kekuatan, keberuntungan, sekaligus kerinduan—dari keluarga, dari tanah kelahiran, maupun dari tradisi yang abadi.
Antologi ini mengajak pembaca berkelana di antara kepulan dupa, manisnya kue keranjang, dan gemerlap sinar lampion, sembari menyingkap sisi magis yang selalu menyertai setiap detak tahun baru Cina.