“Pohon 3 Generasi” sebagai judul yang diambil dari kumpulan puisi ini merupakan ingatan dari tiga masa yang berbeda.
Pertama, seorang kakek yang merupakan korban romusa selama penjajahan Jepang dan Perang Dunia II di kawasan Pasifik, terutama di Natuna.
Kedua, seorang ayah yang tumbuh pada masa Konfrontasi Borneo 1963-1966, pengusiran orang-orang Tionghoa di Natuna, dan Tragedi Mangkuk Merah pada tahun 1967.
Ketiga, seorang anak yang tumbuh di Natuna ketika Orde Baru berakhir hingga sekarang. Di masa pemekaran Natuna-Anambas dan pembangunan PLBN (Pos Lintas Batas Negara) Indonesia-Malaysia.
Jailani Ansera merupakan
kelahiran Pulau Serasan, Natuna.
Selagi kecil kehidupannya
dihabiskan dengan berenang di
pantai belakang rumah dan ikut
membantu perkebunan orang tua.
Pengaruh kehidupan masa kecilnya
itu sangat mencolok dalam karya
yang ditulis selama setahun ketika
berada di kampung halaman ini.
Beberapa karya penulis lainnya
adalah Novel “Markas Nganggur”
dan “Kakek, Ingatan, dan Sebuah
Jalan” yang diterbitkan Ellunar
Publisher. Selain itu beberapa
karyanya berupa puisi dan cerpen
menghiasi beberapa media online
dan memenangkan lomba tingkat
nasional. Penulis dapat dihubungi
melalui email anserajailani
@gmail.com dan Instagram
@jailaniansera. Info lebih lanjut
menginai penulis bisa ditemukan di
jailaniansera.blogspot.com