Itu tidaklah sama dengan pandangan sebagian orang bahwa mengakui pluralisme, toleransi (at-tasamuh), dan dialog antaragama sama artinya dengan mengakui kebenaran agama lain, sama dengan menyamakan agama, atau bahkan sama dengan sinkrisisme.
Buku ini mengulas secara gamblang cita dan fakta serta dialektika fiqh toleransi dalam kerangka teologis dan sosiologis sekaligus. Landasannya jelas, al-Qur’an dan hadits, serta tentu saja pandangan-pandangan para bijak-bestari yang diperas dari kedua sumber utama ajaran Islam tersebut.