Kisah ini berkembang melalui narasi rangkaian surat yang dikirimkan oleh Victor kepada sahabatnya, Kapten Walton, yang mencatat pengalaman tragisnya. Seiring berjalannya waktu, monster itu menjadi semakin putus asa dan marah terhadap penciptanya, Victor, karena penolakan dan penderitaan yang dia alami. Konflik antara Victor dan si monster mencapai puncaknya dalam pertarungan yang menghancurkan dan mengguncang fondasi moral dan etika.
Frankenstein oleh Mary Shelley bukan hanya sekadar cerita horor klasik, tetapi juga merupakan refleksi mendalam tentang dampak moral dan etika dari tindakan manusia, serta tentang bagaimana penolakan dan ketidaksetaraan dapat membentuk takdir seseorang.
Mary Shelley (20 Augustus 1797–01 Februari 1851) merupakan seorang novelis berkebangsaan Inggris. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah novel yang berjudul Frankenstein dengan mengangkat tema gotik dan ilmiah.
Mary juga merupakan seorang kritikus, sastrawan, bahkan seorang editor untuk setiap karya dari suaminya yang bernama Percy Bysshe Shelley yang juga seorang penyari romantisme. Pada tahun 1816, Mary dan suaminya menghabiskan musim panas di Jenewa. Di tempat inilah ia menyusun idenya untuk membuat sebuah novel Frankenstein.