Yakni bagi Anda yang masih nyaman jadi Manusia. Kehadiran buku RUH "Rahasia Untuk Hidup" ini, akan membongkar ketidaksadaran Anda yang merasa sudah Islam, sudah salat dan sudah berada di jalan yang lurus.
Tapi, pernahkah Anda memikirkan tentang diri Anda yang sebenarnya? Pernahkah Anda mencari tahu siapa Anda itu? Dan sadarkah Anda bahwa ternyata pada diri Anda terdapat dua diri: diri yang sadar dan diri yang penuh kebohongan.
Mana diri yang sadar itu? Dan mana yang tidak sadar pada diri Anda?
Nah, dalam buku ini. Anda juga akan sadar bahwa ternyata untuk melakukan penyembahan kepada Tuhan, ternyata perlu alamat yang tepat, bukan sekedar gerakannya saja.
Yang paling penting, buku ini akan menjawab kegelisahan-Mu selama ini. tentang mengapa Anda masih sering berbuat dosa? Mengapa masih jauh dari ketenangan? Dan Mengapa massih diperbudak oleh kemalasan diri sendiri?
Jawabannya karena Anda masih nyaman jadi manusia. Maka berhentilah, dan kembalilah kepada diri Anda yang sebenarnya. Yaitu....?
Muh. Armin, yang kerap menyebut dirinya Gioms, merupakan sosok pria yang berasal dari kampung terpencil di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Sosok Gioms ini tidak pernah meraih peringkat atau prestasi apapun selama Ia menempuh pendidikan sejak SD sampai di perguruan tinggi. Karena menurutnya, prestasi itu tidak layak mendefinisikan keberhasilan seorang pelajar dalam mencari ilmu pengetahuan. Prestasi menurut Gioms adalah air putih yang sengaja dituangkan ke dalam lubang toilet, hingga tak seorang pun yang nyaman meminumnya. Namun, orang berilmu tanpa prestasi layaknya kue ulang tahun yang meskipun menyerupai bentuk kotoran sapi, ia tetap dinikmati rasa dan kenikmatan coklatnya. Setelah Gioms dilahirkan pada tanggal 20 Juli 2001, tepat di atas mobil Pick up yang dikendarai oleh sopir bernama Armin itu, sehingga orang tuanya Gioms sepakat memberikan nama Muh. Armin. Tambahan Muh di depan adalah bentuk kasih sayang mereka ke putra tercinta. Agar kelak, bisa menjadi sosok yang terpuji di lingkungan tempat ia berada. Di usia yang masih sangat muda, Gioms kerap disapa janggo (jenggot) di kampung nya, karena cuman dia yang biasa ke masjid melaksanakan sembahyang sendirian. Tidak ada jamaah-nya. Namun alhamdulillah, setelah teknologi semakin canggih, kampung asal kelahiran Gioms sudah mulai mengikuti tradisi 323 modern yang membuat speaker masjid otomatis menyala ketika waktu salat telah tiba. Dan pada akhirnya, masjid kesayangan Gioms itu, telah ditempati salat berjamaah sampai saat ini. Itulah yang Gioms sebut prestasi.