Keistimewaan yang lain: selain membawa kertas-kertas pidato, si anak bungsu tersayang inilah satu-satunya produk kebudayaan yang dipersembahkan oleh delegasi sastrawan Indonesia untuk Konferensi Sastrawan Asia-Afrika ke-II di Kairo.
Pembaca, lebih kurang 452 puisi dari 111 penyair yang terkumpul dalam buku ini dikompilasi dari Harian Rakjat yang terserak yang bisa dijangkau oleh dua penyusun buku ini. Beberapa nama dan biodata penyair bisa mereka konfrimasi kepada pekerja budaya Lekra yang masih hidup dan tersebar di beberapa pojok dunia. Tapi sebagian besar darinya menjadi anonim, seperti nisan putih dengan sepotong nama tanpa cetakan keterangan apa pun. Polos! Buku ini hanya menampilkan biodata dari penyair yang bisa kami jangkau dan itu pun jumlahnya sangat sedikit.