Namun, kalimat basmalah yang terus dibaca berulang, ternyata tidak mampu menggetarkan jagat raya ini. Kalimat yang menjadi ajaran mulia itu ternyata tidak ada isinya. Ya, hal ini karena setiap orang membaca tanpa penghayatan, hanya asal bunyi saja.
Akhirnya kalimat tersebut sekadar basa-basi kehidupan dalam beragama, bahkan sayang sekali para ulama yang bergelar ustadz atau ustadzah pun sama-sama hanya menganjurkan pembacaan kalimat tersuratnya saja. Umat tidak lagi didorong pada penghayatan dan pemahaman dari kalimat basmalah itu, padahal kalau umat didorong pada pemahaman dan penerapan isinya, kehidupan ini akan jauh lebih indah. Keindahan yang hadir karena rasa cinta yang tumbuh dari dalam diri sendiri. Ternyata dunia batin lebih kepada dunia penghayatan, bukan pembacaannya.
Marilah kita baca kalimat basmalah dengan hati yang tenang dan penuh kasih. Pendaran energi dari pembacaan yang terhayati akan menjadi getaran indah ke seluruh tubuh dan alam semesta.
Jadi, semua diawali dari niat yang kukuh untuk mewujudkan perilaku penuh “cinta” dan semangat berbagi cinta, melalui “cinta” itu sendiri.
Sudah saatnya kita bukan hanya berucap dari bibir semata, tetapi mewujudkannya dengan tindakan penuh “cinta” dalam hidup sehari-hari secara nyata. Inilah yang disebut sebagai pembacaan kalimat basmalah secara tersirat.
Jadi, seberapa hebatkah kita selama ini dalam membaca kalimat agung dan mulia tersebut? Bermanfaatkah kalimat basmalah itu jika kita baca di setiap aktivitas harian kita?
Kita sudah tahu bahwa apa yang kita baca ini merupakan kalimat dari sang nabi yang merupakan wadah dari Sabda-Nya. Jadi, ketika kalimat ini kita baca, seluruh alam akan bergetar menuju ke keharmonisan.
Jadi, agar kalimat itu mewujud dalam kehidupan secara nyata, kitalah yang harus mewujudkannya ke arah yang sewajarnya, yaitu hidup rukun di atas bumi yang penuh berkah ini dan di bawah naungan langit yang teduh.
DAFTAR ISI
PERSEMBAHAN
TERIMA KASIH
TESTIMONI
PENGANTAR 1
PENGANTAR 2
PROLOG
BAB 1 PENCARIAN
Bukan Sekadar Kata-Kata
Awal-Akhir Sama
Bukalah Hijabmu
Pintu Masuk
Ini Ceritaku Tentang Dia (Muhammad)
BAB 2 AGAMA
Pelajaran Dari Ibadah Haji
Misi Agama
Sebutan Allah, Awal Dari Perjalanan
Mengerjakan Salat
Bersyahadat Dalam Hidup
Beginilah, Agamaku
Puasa
Zakat
Haji
· Kiblat
· Masjidil Haram
· Kurban
· Qolbu
Khataman Al-Qur’an
Pengajian Agama
Tempat Ibadah
BAB 3 PEKERTI
Kejujuran
Kesederhanaan
Alamiah
Pengetahuan Diri
Pendidikan
Keluarga
Manusia
BAB 4 REFLEKSI
Tuhan Sebagai Cermin Diri
Kalimat Basmalah
Sekadar Titipan
Refleksi Diri
Kata-Kata Adalah Doa
Ucapan Salam
Talkin
BAB 5 SIMBOL
Simbol
Misteri
Kata Aduh
Bacalah!
Kitab Suci
Kiamat
Tanah Suci
BAB 6 JALAN SUNYI
Arah Mata Angin
Jalan Sunyi
Jauh Ataukah Dekat
Menghadap
Kematian
Kosong
BAB 7 MERAYAKAN
Pertemuan Dengan Tuhan
Kebebasan Berpendapat
Sabar Bukanlah Kata
Hubungan
Ayah, Kaulak Inspirasi Terbesar
Musafir Cinta
Penulis
Mukriono
Lahir di Probolinggo
Jawa Timur, 2 Mei 1983.
Mukriono bisa dihubungi lewat:
Email: [email protected]
FB: Mukri Ono
Mukriono, hadir di bumi Probolinggo dan menetap di kota Jember, Jawa Timur. Ia telah menempuh pendidikan formalnya di dua tempat, yaitu di Probolinggo dan Jember. Namun, dia suka sekali membahas perihal keagamaan, terutama Islam, agama yang dianutnya.
Kesukaan membaca dimulai semenjak ia berada di bangku SLTP, hingga kini masih tetap membaca buku-buku yang dikoleksinya. Akan tetapi, selama masih di perjalanan, dia tetap harus fokus pada dirinya sendiri.
Hobi membaca itu membawanya kepada orang-orang yang sama-sama menjalani laku spiritual, yaitu hidup rukun di atas bumi yang penuh berkah.