Buku novel sejarah ini ditulis oleh Eduard Douwes "Multatuli" Dekker, yang mengisahkan perjuangan seorang Belanda melawan pemerintah kolonial Belanda yang korup dan kebijakan kolonialnya yang tidak adil. Karya ini mendapat pujian dari para sejarawan dan kritikus karena mengubah secara signifikan pendekatan pemerintah Belanda terhadap kebijakan kolonial di Hindia Belanda pada akhir abad ke-19. Dekker, seorang penulis Belanda terkenal, menggunakan gaya penulisan satir yang khas. Pengalamannya bekerja di Hindia Belanda menjadi inspirasi utama dalam karyanya ini.
Multatuli, dengan nama aslinya adalah Eduard Douwes Dekker, lahir pada 2 Maret 1820 di Ams-terdam, Belanda. Ia berasal dari keluarga sederha-na dengan ayahnya, Engel Douweszoon Dekker, bekerja sebagai nakhoda, dan ibunya, Sytske Eeltje Klein. Multatuli adalah anak keempat dari pasang-an ini.
Setelah bekerja di Jawa dan Sumatera, pada ta-hun 1856, Multatuli bertugas di Lebak, Banten. Di sini, ia menyaksikan langsung ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintahan kolonial terhadap rakyat Indonesia, yang saat itu dikenal sebagai Hindia Belanda. Multatuli adalah seorang individu yang menolak untuk tunduk pada penindasan. Pengalaman kerjanya di bawah peme-rintahan kolonial memberinya pemahaman men-dalam tentang arti penindasan di Nusantara.