Suara Tersurat: Antologi Puisi

Bentuk pengungkapan puisi ini juga sangat beragam. Sebagian disajikan puisi yang cenderung prosais, sebagian lainnya katakanlah mengikuti kaidah penulisan puisi konvensional. Pada sebagian kecil puisi, terlihat juga upaya penulis melakukan semacam eksperimentasi bentuk pengucapan. Selain puisi yang cukup pendek, banyak juga puisi panjang yang pada umumnya prosais dengan satuan-satuan gramatik yang terasa benar kerumitannya. Bila tidak terlalu suka dengan puisi “renungan yang serius”, beberapa sajak yang mengandung unsur humor dalam antologi puisi ini mungkin bisa memberi sedikit “hiburan segar”.

Keragaman, baik dalam hal apa yang diungkapkan maupun bagaimana hal itu diungkapkan, memang menjadi sebuah keniscayaan dalam sebuah antologi puisi semacam ini. Setiap penyair mempunyai kecenderungan masing-masing, dan memang itulah, antara lain, “tugas” seorang penyair: mencari identitas diri. Namun, identitas diri seorang penyair tentu saja bukan sesuatu yang lahir dalam sekejap. Seorang sastrawann bilang, bahwa kita “harus menunggu belasan, bahkan puluhan tahun” untuk mengambil kesimpulan tentang identitas diri itu.

Maka demikian halnya yang berlaku bagi identitas kesenimanan. Artinya, karya-karya yang diciptakan seorang penyair merupakan usaha yang tak putus-putusnya dalam pencarian identitasnya. Antologi puisi ini tentu tidak bisa dilepaskan dari kecenderungan tersebut. Selamat membaca.