STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH

· · ·
· UMMPress
Ebook
123
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah dewasa ini menghadapi berbagai permasalahan yang tidak sederhana. Di tengah gempuran modernisasi dan kemajuan teknologi, pelajaran agama sering kali dianggap tidak relevan atau kurang menarik bagi generasi muda. Paulo Freire, seorang tokoh pendidikan ternama, pernah menyatakan bahwa pen- didikan sejati adalah pendidikan yang membebaskan dan membawa pada kesadaran kritis. Sayangnya, PAI saat ini sering dianggap sekadar mata pelajaran wajib tanpa relevansi kontekstual yang kuat, sehingga siswa sulit melihat nilai praktisnya dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, nilai-nilai agama yang seharusnya membentuk karakter justru kurang dipahami secara mendalam. Salah satu kendala terbesar dalam pembelajaran PAI adalah waktu yang sangat terbatas. Sebagai bagian dari kurikulum nasional, PAI dihadirkan dalam porsi yang sama dengan mata pelajaran lainnya, padahal pendidikan agama memerlukan pendalaman dan waktu khusus. Menurut Ahmad Tafsir, pembelajaran agama seharusnya tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga harus mampu membentuk sikap dan perilaku yang positif. Ke- terbatasan waktu pada akhirnya membuat PAI lebih sering berfokus pada aspek kognitif, tanpa kesempatan bagi siswa untuk memahami nilai-nilai agama secara komprehensif. Selain itu, kurikulum yang ada sering kali kurang memberikan ruang yang memadai bagi penguatan materi keagamaan. Dalam beberapa ka- sus, PAI harus beradaptasi dengan sistem pendidikan yang dirancang lebih berfokus pada pencapaian akademik daripada pendidikan karakter. Dalam buku Education for Critical Consciousness, disebutkan bahawa Pendidik-an haruslah menekankan pada Upaya agar siswa terdorong untuk memiliki kesadaran kritis, yang hanya mungkin tercapai jika mereka mampu men- dalami materi, termasuk nilai-nilai agama yang relevan. Tanpa hal ini, PAI berisiko hanya menjadi pelengkap di sistem pendidikan yang kian sarat mu- atan akademik, yang tentu menghambat pembentukan moral dan karakter siswa. Masalah lainnya adalah kualifikasi dan jumlah tenaga pengajar yang kompeten di bidang PAI. Untuk menghasilkan pendidikan agama yang ber- mutu, dibutuhkan tenaga pendidik yang tidak hanya memiliki pengetahuan agama yang baik, tetapi juga mampu menyampaikan materi dengan metode yang relevan, hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Muhammad Quraish Shihab bahwa: Pendidikan agama seharusnya menyentuh hati dan membawa kepada cinta serta pengamalan ajaran agama, bukan sekadar pengetahuan. Namun, keterbatasan kualifikasi pengajar sering kali menye- babkan PAI disampaikan secara teoretis dan kurang mendalam, sehingga aspek afektif dari pendidikan agama belum sepenuhnya tercapai. Berbagai permasalahan ini menunjukkan pentingnya dilakukan upaya strategis untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran PAI. Strategi yang efektif tidak hanya diperlukan untuk mempertahankan eksistensi PAI di sekolah, tetapi juga agar PAI dapat memberikan dampak nyata dalam kehidupan siswa. Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah proses yang memberikan daya kekuatan pada peserta didik agar mampu berdiri sendiri dan mandiri. Hal ini sejalan dengan tujuan PAI untuk membentuk karakter siswa yang mandiri, bermoral, dan berakhlak mulia. Salah satu langkah konkret untuk memperkuat pembelajaran PAI adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis madrasah diniyah di sekolah. Melalui pendekatan ini, siswa akan memperoleh tambahan mata pelajaran agama yang lebih mendalam. Langkah ini sejalan dengan konsep pendidikan sebagai penguatan yang diungkapkan oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas, yang menekankan bahwa pendidikan Islam seharusnya membentuk manusia dengan keseimbangan pengetahuan dan spirituali- tas. Pendekatan ini diharapkan mampu mengatasi keterbatasan waktu serta memperkaya pemahaman siswa akan ajaran Islam secara menyeluruh. Buku ini hadir sebagai solusi alternatif yang diharapkan dapat membe- rikan angin segar dalam penguatan pembelajaran PAI di sekolah. Dengan pendekatan berbasis madrasah diniyah, materi PAI dapat diperluas dengan mengakomodasi pelajaran-pelajaran penting seperti fikih, akhlak, dan seja-rah kebudayaan Islam. Konsep ini selaras dengan gagasan Azyumardi Azra, yang menganggap pendidikan agama sebagai pendidikan yang menciptak- an generasi yang memiliki integritas moral dan sosial. Dengan tambahan mata pelajaran ini, diharapkan siswa tidak hanya memahami ajaran agama dari segi teoretis, tetapi juga memiliki keterampilan praktis dalam menja- lankannya.

About the author

Muzammil, pendidik dan peneliti berlatar belakang pendidikan pesantren dan pendidikan Islam. Ia menempuh pendidikan awalnya di Pondok Pe- santren Miftahul Ulum Bettett, Pamekasan, dan melanjutkan di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Pengalaman di pesantren ini membentuk dasar keilmuannya dalam agama yang terus ia kembangkan da- lam karier akademisnya. Saat ini,sebagai dosen di Universitas Nurul Jadid, Paiton Probolinggo. Pendidikan S3 ditempuh di Universitas Muhamma- diyah Malang, keseluruhan proses di pendidikan tinggi tersebut ditempuh pada jurusan Pendidikan Agama Islam. Beberapa hasil penelitiannya telah diterbitkan di jurnal nasional dan prosiding internasional. Ia juga mela- kukan penelitian tentang metode pembelajaran Al-Qur’an serta penelitian tentang nilai-nilai keislaman dalam pendidikan pesantren yang diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Qur’an Karanganyar, Paiton.

Syamsul Arifin, pakar di bidang Sosiologi Agama yang juga telah banyak berkontribusi dalam kajian dan pengembangan Pendidikan Islam. Pendi- dikan doktoralnya ditempuh di UIN Sunan Ampel Surabaya, dengan fokus pada Studi Islam. Pada tahun 2008, beliau diangkat sebagai Profesor Sosio- logi Agama di Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Beberapa karya penting beliau di antaranya: The Elite Construction and the Organized Culture of Civil Democracy through Religious Education: Phe- nomenological Studies on the Kyai’s in Pesantren Mahasiswa in Malang, sebuah penelitian yang didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebu- dayaan. The Social Mobility of Santri Community: Study of the Alumnae of Pesantren in the Six Provinces in Indonesia, diterbitkan oleh Kemente- rian Agama. Menggagas Ukhuwah NU dan Muhammadiyah yang dimuat dalam buku Muhammadiyah-NU: Mendayung Ukhuwah di Tengah Per- bedaan, yang disunting oleh Ma’mun Murod al-Barbasy. Buku Falsafah dan Pemikiran Pendidikan Islam: Orientasi Baru Pendidikan Islam di Era Globalisasi, yang menyajikan perspektif baru tentang pendidikan Islam di era global. Artikel Education System in Indonesia yang dipresentasikan dalam Workshop Comparison of Educational Systems Between Indonesia and Turkey for Global Higher Education Standard.

Akhsanul In’am, seorang akademisi dengan pengalaman dan prestasi yang luas dalam bidang pendidikan dan manajemen akademik. Beliau me- miliki dua gelar Ph.D., pertama diperoleh dari University of Malaya, Ma- laysia, pada tahun 2009 dan yang kedua dari Universitas Pendidikan Sultan Idris, Malaysia, pada tahun 2012. Dalam perjalanan kariernya, beliau per- nah menjabat sebagai Direktur Pascasarjana di Universitas Muhammadi- yah Malang (UMM) dari tahun 2018 hingga 2024. Pada tahun 2020, beliau menjabat sebagai Direktur AMCA (Association of Muslim Community in ASEAN) Indonesia dan sejak tahun 2024 beliau juga menjabat sebagai Wa- kil Rektor satu Bidang Akademik di UMM. Akhsanul In’am aktif sebagai pembicara dalam berbagai kegiatan akademik, termasuk dalam pelatihan penulisan artikel ilmiah, penulisan monograf dan referensi, strategi untuk mencapai jabatan profesor, serta strategi meningkatkan akreditasi institusi.

Moh. Nurhakim, seorang akademisi dan peneliti di bidang Akidah dan Pemikiran Islam serta pendidikan multikultural. ada tahun 2012, beliau memperoleh gelar Ph.D. dari University of Malaya (UM) di Kuala Lumpur dengan fokus pada Akidah dan Pemikiran Islam. Di bidang akademik, be- liau dikenal aktif dalam penelitian dan penulisan ilmiah. Beberapa karya tulisnya mencakup topik-topik penting terkait Islam dan multikulturalisme, antara lain: Studi Perbandingan Pola Gerakan Keagamaan Separatis Mus- lim di Pattani Thailand dan Aceh Indonesia, yang membahas karakteristik dan dinamika gerakan separatis di dua wilayah Asia Tenggara ini. Anali- sis Model Pendidikan Berbasis Multikultural di Tiga Perguruan Tinggi di Indonesia, yang mengeksplorasi implementasi pendidikan multikultural di Indonesia sebagai respons terhadap keberagaman. An Analysis of Multicul- turalism Based Religion Education, yang menyajikan analisis mendalam mengenai pendidikan agama berbasis multikulturalisme. Hubungan Indo- nesia dan Malaysia dalam Pembinaan Umat Beragama di Kawasan Nusan- tara, sebuah studi yang mengeksplorasi hubungan Indonesia dan Malaysia dalam konteks pembinaan umat beragama di Nusantara.

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.