Atau keluarga yang tidak saling cinta, walaupun untuk sebagian orang prosesnya tidak instan. Namun, niat baik dan cinta yang lebih banyak hampir selalu tidak cukup. Bukan soal banyaknya cinta, tapi memilih mencintai dengan lebih baik.
Keluarga kita mendambakan anak yang bahagia, mandiri, dan cerdas. Mempraktikkan Hubungan Reflektif akan menumbuhkan anak dan anggota keluarga kita yang bahagia. Menumbuhkan disiplin diri melalui Disiplin Positif adalah modal utama pendidikan dalam keluarga yang mendorong kemandirian jangka panjang. Menerapkan Belajar Efektif untuk menumbuhkan anak yang cerdas butuh proses dan dukungan berkelanjutan dari seluruh anggota keluarga.
Keluarga Kita memberikan pedoman pengasuhan berdasar pengalaman sebagai orangtua, dikurasi oleh pakar, serta didasari riset dan praktik baik di bidang pendidikan dan psikologi anak. Pertanyaan-pertanyaan dari orangtua, kakek-nenek, bahkan guru tentang pendidikan keluarga juga dibahas tuntas.
Semoga buku ini dapat menjadi teman seperjalanan yang baik untuk keluarga kita, keluarga Indonesia.
Najelaa dibesarkan dalam keluarga yang memiliki catatan penting dalam kontribusi terhadap masyarakat luas. Najelaa adalah putri sulung dari M. Quraish Shihab seorang cendekia Muslim Indonesia dalam ilmu-ilmu Alquran, seorang penulis, seorang ulama, dan mantan Menteri Agama di Kabinet Pembangunan VII (1998). Abi, panggilan Najelaa kepada ayahnya, telah memberikan pengaruh besar dalam perjalanannya selama ini dan banyak nilai positif keluarga yang membentuk Najelaa seperti sekarang. Empat saudara kandung Najelaa lainnya adalah Najwa Shihab, Nasywa Shihab, Ahmad Shihab, dan Nahla Shihab.
Menikah di usia belia, 19 tahun, dengan Ahmad Fikri Assegaf, seorang pengacara korporat yang sukses dengan firma hukumnya, Assegaf Hamzah & Partners (AHP) dan dikaruniai tiga orang anak: Fathi Ahmad Assegaf, Nishrin Assegaf, dan Nihlah Assegaf.
Sejak usia sembilan tahun, Najelaa mempunyai mimpi mendirikan sekolah dan bekerja di dunia pendidikan. Najelaa mewujudkan mimpi tersebut pada tahun 1999 ketika berusia 23 tahun dengan mendirikan Cikal sebagai sekolah dengan standar di mana tujuan pendidikan tidak melulu mengenai nilai, tapi anak diajarkan untuk berkompetisi dengan dirinya sendiri, menjadi pelajar seumur hidup agar sukses dalam kehidupan nyata, lebih dari sekadar di sekolah.
Najelaa menjalani masa-masa sekolah di berbagai tempat, prasekolah di Kairo, Mesir, sewaktu mengikuti ayahnya mengenyam studi S3 di sana. Kemudian pindah ke Makasar dan melanjutkan sekolah dasar di SDN 01 Malombasang, Ujungpandang (