......
Khasanah roman ini berbeda dari roman biasanya. Roman pendidikan dengan latar bumi Minangkabau ini menyentuh pembaca dengan bahasa yang khas dan renyah. Sembari menyusuri sejarah republik dari masa ke masa, penulisnya menuturkan kesetiaan, perjuangan hidup, dedikasi dan makna pendidikan seutuhnya ke dalam rangkaian plot cerita yang tersaji dengan begitu apik. Semua pesan moral dalam roman ini dihantarkan oleh penulis lewat kisah perjalanan hidup & ikatan batin antara tokoh Bu Guru Desmi yang mengajar di Taman Kanak-kanak selama puluhan tahun dengan para muridnya. Ceritanya semakin dramatis ketika di hari tuanya, sang guru ditakdirkan ikut menyaksikan peristiwa getir yang menimpa Andiko, salah seorang muridnya yang sangat berbeda di TK Aisyiah Lubuk Basung. Andiko harus menjalani hukuman penjara karena telah membunuh ayahnya sendiri di Bukittinggi.
Bagaimana kisah lengkapnya? Yuk, langsung diorder saja roman brilian & ikonik ini.
Kata yang udah baca, Roman ini mampu mengaduk emosi, bercerita melintasi zaman, meneduhkan jiwa serta punya sudut pandang ikonik sebagai sebuah karya fiksi.
Novik el Koto adalah nama di ujung pena.mDia orang Agam-Bukittinggi. Ia aktif menulis di berbagai media (lokal maupun nasional), penulis & editor, SEO Writer serta pegiat literasi.
Beberapa bukunya yang sudah diterbitkan di antaranya:
1. Buku Kerja Sosiologi Kurikulum 2013 untuk Kelas XII (Acarya Media Utama, 2015);
2. Pernikahan Generasi Minangkabau Zaman Now (Graha Ilmu, 2019);
3. Novel Isak Rumah Gadang (Alfannani Publisher, 2020);
4. Buku Puisi Tunggal ‘Bersalaman dalam Awan’ (Alfannani Publisher, 2020);
5. Buku Referensi: Panitahan Adat Anak Nagari (Alfannani Publisher, 2020);
6. Roman Senandung Ibu Cahaya (Suluah Kato Khatulistiwa, 2022);
7. Mahar 30 Juz (Suluah Kato Khatulistiwa, 2022).
Pada 2018, lulusan Sekolah Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional itu mendirikan “Komunitas Literasi Natsir” di Bukittinggi. Dua tahun kemudian, ia mengubah komunitas tersebut menjadi “Komunitas Literasi Nafisio Bukittinggi.” Bersama dua komunitas literasi yang ia pandu tersebut, ia pernah merelis tiga judul buku bertajuk Antologi: Antologi Esai ‘Buletin untuk Ibu’ (indie, 2018), Antologi Esai ‘Sepatah Kata: Ayah dalam Bingkai Literasi’ (indie, 2019), serta Antologi Puisi ‘Menyulam Sinyal’ (Truss Media, 2020). Di samping beberapa judul tersebut, ia juga menulis di beberapa buku antologi puisi lainnya seperti: Segara Sakti Rantau Bertuah: Antologi Puisi Jazirah 2, 4, 5, & 8 dalam Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2019-2021 (Dinas Provinsi Kepri, 2019), Pasaman dalam Puisi Penyair Nusantara (Obelia, 2019), Cinta Adalah Utopia yang Indah (Tasik Zona Barokah, 2020), serta Berbisik Pada Dunia (Yayasan Hari Puisi, 2020). Pada tahun 2020, ia terpilih sebagai satu-satunya perwakilan Provinsi Sumatra Barat pada ajang Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (MUNSI) III.
Saat ini, ia mengelola penerbitan sendiri yakni ‘Suluah Kato Khatulistiwa.’ Di bidang akademik, ia tercatat sebagai Dosen tidak tetap IAIN Bukittinggi & Tutor Prodi Administrasi Publik Universitas Terbuka Padang.