Di sini aku mandi
Di sini aku mencuci
Di sini aku buang air
Di sini aku dilahirkan
Di sini aku dibesarkan
Di sini aku tak mau
mati di sini
Hilmi Faiq dengan kacamata seorang wartawan menyoroti fenomena yang tumbuh di mayarakat. Hilmi
Faiq dengan bahasa seorang penyair merangkainya menjadi larik-larik puisi yang tidak sekadar indah, tapi
juga menyimpan gundah.
"Puisi-puisi Hilmi Faiq adalah pembelaan terhadap yang mungil, yang terbengkalai sehari-harinya.
Kecermatannya melihat orang-orang, terlebih lagi, kelembutan hatinya menghargai pasang surut hidup,
terutama kesukaran yang merundung seolah-olah tanpa akhir."
---Saras Dewi, Sastrawan dan Pengajar Filsafat di Universitas Indonesia