Timur Tengah menjadi sumber sekaligus penyebar instabilitas ke berbagai penjuru dunia. Konflik-konflik dominan diwarnai pertentangan antara kelompok-kelompok agama dan etnik demi perebutan sumber daya alam dan penguasaan teritorial, yang tidak dapat dilepaskan dari sejarah kolonialisme di masa lalu dan juga respons dunia, terutama PBB, dan kekuatan-kekuatan kawasan dan global, dalam menyikapinya. Masa depan kawasan ini semakin runyam akibat aksi-aksi imperialisme dan pendudukan baru pasca-Perang Dunia II, termasuk yang dilakukan Israel dan didukung Barat pasca-invasi 1967.
Timur Tengah, pusat lahirnya agama-agama besar yang memengaruhi dunia, selain kaya dengan sumber daya alam minyak dan gas bumi, yang menyediakan sebagian besar kebutuhan energi dunia, semakin memanas akibat eskalasi ketegangan yang sulit diturunkan karena kepentingan tumpang-tindih berbagai kelompok dan negara yang terlibat konflik di dalamnya. Friksi dan perpecahan kelompok-kelompok kekuatan domestik yang kian meluas, dan masuknya kekuatan besar lain, seperti Rusia, dan juga Turki, menambah kompleks persoalan yang muncul, sehingga upaya mencari resolusi konflik semakin sulit. Bukan tidak mungkin, akibat perkembangannya yang terus memanas dan mengalami eskalasi, perang besar yang bersifat mondial dapat muncul dari konflik yang lama dan baru yang ada di kawasan ini.