Medium “gambar hidup bersuara” (audio visual), misalnya, dikenal sebagai jenis media yang memiliki daya susup-pengaruh (persuasion) sangat besar terhadap penontonnya. Terutama sekali karena kemampuan menirukan (mimetic) dari kamera video untuk memindahkan berbagai kejadian atau kegiatan dan tindakan manusia ke dalam bentuk gambar hidup bersuara secara nyaris sempurna (vivid images).
Ada anggapan dan keyakinan bahwa dengan memindahkan kemampuan teknis pembuatan video kepada masyarakat awam, serta merta kan memindahkan ‘kekuasaan’ kepada orang awam__terutama mereka di lapisan akar rumput__ untuk menciptakan wacana mereka sendiri, yang pada gilirannya akan melahirkan proses-proses penyadaran. Tapi, apakah memang sesederhana itu?