Bagi Edward Hutabarat, tak semua batik layak disebut “sembilan-sembilansembilan”. Trio angka sembilan yang dimaksud merujuk pada kualitas batik yang dihasilkan para perajin. Batik, kata Bang Edo—begitu biasanya Edward dipanggil—harus dihasilkan dari kombinasi teknik yang mumpuni, penggunaan pewarna alam yang konsisten, serta isen-isen yang rinci.