Anda bisa bayangkan bagaimana kita bisa menjalankan tugas sebagai orangtua selama belasan tahun tanpa semua itu? Tidak ada yang mengajari bagaimana cara memperlakukan anak, bagaimana cara membuat psikologisnya tumbuh dengan baik, bagaimana mengajarinya kemampuan tertentu dengan baik, bagaimana sikap kita dengan pasangan agar anak tumbuh dengan baik melalui role model yang tepat, dan masih banyak lagi hal-hal detil dan teknis yang kita tidak vi tahu sama sekali sebelumnya terkait mendidik anak. Hingga akhirnya kita mencoba-coba cara kita sendiri, yang entah itu benar atau tidak kita coba saja tanpa peduli bagaimana dampak bagi anak.
Lalu kita menemukan ada beberapa cara yang berhasil dan ada beberapa cara yang gagal. Kita menyadarinya saat anak kita sudah mulai besar, dan kita merasa itu sudah agak terlambat. Oleh karenanya saya biasa menemukan orangtua yang menyesal telah mendidik anak pertamanya dulu secara serantanan karena belum berpengalaman dan akhirnya sangat berhati-hati dalam mendidik anak berikutnya. Akhirnya anak kedua, ketiga tumbuh dengan lebih baik. Tapi bagaimana anak pertama yang sudah terlanjur “salah didik”?
Sebagai seorang psikolog yang bekerja setiap hari di layanan psikologi di rumah sakit maupun di klinik, kami banyak sekali menjumpai kasus-kasus tentang gangguan emosi pada anak, gangguan perilaku, prestasi menurun, mogok sekolah, dan banyak kasus yang akan sangat panjang jika diceritakan di buku ini. Jika diambil satu kesimpulan tentang penyebab semua itu adalah “pengasuhan”. Begitu juga dengan anak yang tumbuh dengan baik, memiliki kemampuan akademik yang baik, mampu untuk mengelola emosi, mampu berteman dengan aman dan nyaman, semua itu karena juga “pengasuhan”.
Kita sebagai orangtua seringkali “merasa” bisa mengasuh anak. Hanya karena mereka adalah anak kita, kita merasa bahwa yang paling tahu tentang mereka adalah kita, orangtuanya. Tapi antara “merasa” bisa dan “benar-benar” bisa adalah hal yang sangat jauh berbeda. Untuk itulah kita perlu membuka diri kepada masukan-masukan orang disekitar kita, tentang apa yang kita lakukan dan bagaimana vii anak kita tumbuh. Kita juga perlu membekali diri dengan sebanyak mungkin ilmu tentang pengasuhan yang baik dan benar.
Buku “SUKSES MENJADI ORANGTUA” adalah buku antologi (tulisan bersama) ketiga dari KOMUNITAS PSIKOLOG MENULIS INDONESIA yang mengangkat tema-tema paling dibutuhkan oleh masyarakat terkait masalah psikologis. Tema ini kami angkat karena dirasa sangat penting. Kami berupaya untuk menuliskan materi yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan mencoba mengkajinya dengan keilmuwan psikologi, sehingga pembaca tidak hanya memahami pengasuhan yang baik dari cerita yang kami berikan, akan tetapi juga mampu menghubungkan dengan teori serta hasil penelitian psikologi.
Hal ini sama dengan Buku Antologi yang sebelumnya membahas tentang pernikahan yang berjudul “MERAWAT PERNIKAHAN”. Buku ini lebih berfokus pada menjaga dan perbaikan hubungan suami dan istri, yang mana hal ini adalah sesuatu yang sangat penting sebelum orangtua mengasuh anak dengan baik.
Besar harapan kami buku ini membawa manfaat yang besar bagi kehidupan banyak orang, agar didalam keluarga tercipta situasi yang kondusif dan harmonis.
Salam
Psikolog yang aktif praktek dari berbagai wilayah Indonesia