Titi Savitri Prihatiningsih
Pada 1998–2003, Titi menyelesaikan master and doktoral (Ph.D.) Medical Education di Dundee University dengan penelitiannya mengenai mutu pendidikan kedokteran. Pada 2005, ia ikut menyusun proposal pendirian Bagian Ilmu Kedokteran dan menjadi Kepala Bagian yang pertama (2005–2008). Pada 2006 menyusun proposal pendirian program studi Magister Ilmu Pendidikan Kedokteran yang merupakan program studi pertama di Indonesia. Minatnya pada mutu pendidikan membawanya menjadi Asisten Wakil Dekan Bidang Penjaminan Mutu (2003–2005), Wakil Dekan Bidang Akademik (2008–2011), dan Dekan (2011–2012) serta ikut mendirikan dan menjadi anggota Kantor Jaminan Mutu UGM pada 2003– 2008. Aktif sebagai sekretaris pada Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) pada 2003–2011, Executive Committee South East Asia Regional Association for Medical Education (SEARAME) (2007–2018), dan Presiden SEARAME (2018–sekarang) serta sebagai anggota Executive Council World Federation for Medical Education (WFME) dari 2018 hingga sekarang.
Minat pada mutu pendidikan mengantarkan Titi untuk aktif di ASEAN University Network for Quality Assurance (AUNQA) sejak 2005 dan ikut menyusun AUNQA Guidelines for External Assessment at Programme Level Version 1.0, Version 2.0, dan Version 3.0 serta AUNQA Guidelines for External Assessment at Institutional Level Version 1.0; menjadi senior trainer, anggota AUNQA Executive Council dan Lead Assessor pada 2010–2018. Titi ikut terlibat aktif pendirian Lembaga Akreditasi Mandiri untuk Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Proyek Health Profession Education Quality Project (HPEQ) pada 2008–2011. Titi menjadi Ketua Pokja penyusunan Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan Standar Pendidikan Profesi Dokter Edisi 1 pada 2004–2006 serta menjadi anggota Pokja pada Edisi II pada 2009–2012.
Titi telah berpengalaman menyelenggarakan pelatihan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi untuk ratusan institusi pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan selama 15 tahun. Titi telah membimbing mahasiswa S-2 dan S-3 dengan penelitian terkait berbagai aspek dalam pendidikan kedokteran berbasis kompetensi dan telah mendapatkan beberapa hibah penelitian terkait kurikulum; Direktur Proyek Netherlands PostSecondary Training (NPT) yang telah berhasil mereformasi pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran UGM pada 2007–2013 menjadi kurikulum berbasis kompetensi. Saat ini juga aktif sebagai Ketua Bidang Pendidikan PB Ikatan Dokter Indonesia (2018–sekarang), Penasihat Persatuan Dokter Nahdlatul Ulama, Chair TUFH Taskforce on Social Accountability and Accreditation, dan Ketua AIDIPROKESI (Asosiasi Pendidik Profesi Kesehatan Indonesia).