Rasa ngilu di sekujur tubuhnya kian menjadi. Laki-laki itu menyeretnya dengan kejam dari dalam mobil yang membawanya hingga ke sebuah pondok kosong ini. Samar terdengar gerakan di sekitar. Ia membuka kain yang menutupi mata. Senyum sinis menyungging di bibirnya. Hanya bibir dan rahangnya yang mengeras saja yang terlihat jelas karena tertimpa cahaya purnama.
Sebuah belati yang berkilauan di bawah cahaya purnama terhunus dari sarungnya. Dan tiba-tiba ... menghunjam sempurna di ulu hati. Terasa dingin, dan semua lamat-lamat mengabur.